Pasar saham Indonesia mengalami fluktuasi signifikan pada perdagangan awal hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka di zona positif, segera berbalik ke negatif dalam hitungan menit. Hingga pukul 09.01 WIB, indeks tersebut tercatat melemah 0,20% ke level 6.859 dengan total transaksi mencapai Rp 529 miliar. Dalam sesi perdagangan tersebut, mayoritas sektor bergerak positif, namun sektor properti, kesehatan, dan bahan baku masih tertahan di zona merah. Pelaku pasar juga menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diselenggarakan pada Selasa dan Rabu pekan ini, serta rilis FOMC dari The Fed.
Dalam beberapa jam mendatang, pasar akan fokus pada kebijakan suku bunga yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI). Sebelumnya, BI telah memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin pada Januari 2025, langkah pertama sejak September 2024. Keputusan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Para analis dan pelaku pasar kini tengah memperkirakan apakah BI akan menahan atau menurunkan suku bunganya lagi di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang digelar pada 18-19 Februari 2025 menjadi perhatian utama. Berbagai lembaga dan institusi memberikan proyeksi bahwa BI kemungkinan akan menahan suku bunga di level 5,75%. Namun, ada juga yang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 5,50%. Perkiraan ini didasarkan pada dinamika ekonomi nasional dan global yang sedang berlangsung.
Sementara itu, pasar juga menantikan rilis Federal Open Market Committee (FOMC) dari bank sentral AS The Fed, yang dijadwalkan hanya beberapa jam setelah pengumuman BI. Rilis ini dianggap penting sebagai indikator kebijakan suku bunga ke depan, baik di Amerika Serikat maupun dampaknya terhadap ekonomi Indonesia. Pelaku pasar berharap kebijakan yang diambil dapat membantu stabilisasi ekonomi dan meningkatkan investasi di masa mendatang.
Kondisi pasar saat ini mencerminkan ketidakpastian yang tinggi. Para pelaku pasar dan analis menyoroti pentingnya kebijakan moneter yang tepat sasaran untuk menjaga stabilitas ekonomi. Apakah BI akan menahan atau menurunkan suku bunga, hasilnya akan sangat ditunggu dan diproyeksikan memiliki dampak langsung terhadap arah ekonomi Indonesia ke depan.