Umat Buddha di Jakarta merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak dengan serangkaian kegiatan yang penuh makna. Mereka membersihkan altar dan taman, mengadakan meditasi bersama, serta menanam pohon Bodhi dan Sala sebagai simbol spiritualitas dan perlindungan lingkungan. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga swasta.
Selain itu, rangkaian acara mencakup pengambilan air suci, doa bersama di makam pahlawan, dan karya bakti. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga alam serta memperkuat persatuan antar umat beragama.
Ratusan umat Buddha berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk melakukan ritual pembersihan altar dan taman di Wihara Arya Dwipa Arama. Dalam suasana khidmat, mereka dilibatkan dalam meditasi yang dipimpin oleh belasan bhikkuni. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Buddha Kementerian Agama Supriyadi hadir memberikan dukungan atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Acara ini tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga memiliki dimensi ekologis. Penanaman pohon Bodhi dan Sala diinisiasi oleh Keluarga Besar Abdi Negara, termasuk TNI dan Polri. Pohon-pohon ini memiliki makna mendalam karena Bodhi adalah tempat Siddhartha Gautama mencapai pencerahan, sedangkan Sala adalah lokasi Sang Buddha mencapai Parinibbana. Secara ekologis, kedua jenis pohon ini dikenal sangat efektif dalam menyerap karbon, menjaga kualitas air dan tanah, serta mengurangi polusi udara.
Direktur Operasional TMII Arie Prasetyo menyambut positif kerja sama lintas komunitas dalam rangkaian perayaan Hari Waisak. Dia menekankan bahwa TMII terbuka untuk kolaborasi lintas agama dan komunitas guna menciptakan harmoni sosial dan lingkungan. Kolaborasi ini juga bertepatan dengan ulang tahun ke-50 TMII.
Penanaman pohon Bodhi dan Sala menjadi salah satu bagian dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Ini sekaligus menjadi langkah nyata dalam mendukung gerakan global untuk melindungi bumi. Selain itu, acara-acara lain seperti pengambilan air suci, doa bersama di makam pahlawan, dan karya bakti dijadwalkan untuk memperkuat hubungan antar umat beragama serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga alam. Dengan semangat ini, puncak perayaan Hari Waisak pada 12 Mei 2025 diharapkan membawa berkah bagi semua peserta.