Berita
Pengorbanan Gayatri: Dari Putri Kerajaan hingga Abdi Istana
2025-03-26

Serangan Jayakatwang ke Kerajaan Singasari mengakibatkan tragedi besar yang merenggut nyawa Raja Kertanagara dan hampir seluruh pejabat istana. Di tengah krisis tersebut, putri raja, Gayatri, harus menyelamatkan dirinya dengan bantuan seorang pembantu istana bernama Sodrakara. Ia kemudian berpura-pura menjadi seorang perempuan biasa untuk melindungi identitasnya sebagai anggota keluarga kerajaan. Meskipun awalnya ingin membalas dendam atas pembantaian yang terjadi, Gayatri akhirnya mematuhi saran Sodrakara untuk menjaga keselamatan.

Penyamaran di Tengah Ancaman

Dalam situasi genting, Gayatri dipaksa meninggalkan statusnya sebagai putri kerajaan demi bertahan hidup. Dengan bantuan Sodrakara, ia mengambil nama baru Ratna Sutawan dan menyembunyikan asal-usulnya sebagai anak Raja Kertanagara. Penyamaran ini menjadi strategi penting agar pasukan Jayakatwang tidak menemukannya di antara kerusuhan yang melanda istana.

Setelah serangan mendadak oleh pasukan Kediri, istana Singasari diliputi kekacauan. Banyak korban jiwa termasuk Raja Kertanagara dan para pejabat tinggi. Dalam kondisi tersebut, Gayatri menghadapi ancaman langsung dari pasukan pemberontak. Untuk melindungi dirinya, Sodrakara, seorang pembantu setia, menyarankan agar ia berpura-pura menjadi seorang gadis biasa. Dengan demikian, dia bisa melewati pengawasan ketat pasukan Jayakatwang tanpa dicurigai. Gagasan ini didasarkan pada kecerdasan Sodrakara dalam membaca situasi serta kepeduliannya terhadap keselamatan Gayatri. Melalui penyamaran tersebut, Gayatri berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya meskipun jauh dari kemewahan dan kedudukan yang dulu ia miliki.

Pertarungan Dalam Jiwa Gayatri

Gayatri menghadapi konflik internal saat ingin melawan penyerang yang telah membinasakan keluarganya. Namun, realita membuatnya menyadari bahwa tindakan balas dendam bukanlah solusi terbaik dalam situasi tersebut. Nasihat bijaksana dari Sodrakara membantu Gayatri fokus pada prioritas utama: menyelamatkan diri dan tetap menyembunyikan identitasnya sebagai putri raja.

Ketika emosi marah dan hasrat membalas dendam menguasai pikiran Gayatri, Sodrakara hadir sebagai suara rasional di tengah badai. Ia mengingatkan bahwa meskipun keberanian adalah kualitas mulia, tindakan sembrono dapat membahayakan nyawanya. Selain itu, Sodrakara juga menjelaskan keterbatasan fisik Gayatri dalam bertarung. Walaupun ia memiliki semangat juang yang besar, teknik pertarungan dan pengalaman medan perang masih menjadi kendala bagi sang putri. Akhirnya, dengan pertimbangan matang, Gayatri menerima nasihat tersebut dan sepenuhnya berkomitmen pada rencana penyamaran. Keputusan ini tidak hanya melindungi dirinya sendiri tetapi juga memberikan peluang bagi masa depan yang lebih baik, bahkan mungkin menjadi dasar bagi kebangkitan kerajaan di masa mendatang.

more stories
See more