Pada perdagangan saham yang berlangsung setelah libur panjang hari raya, IHSG mengalami penurunan signifikan lebih dari 9% di awal sesi perdagangan. Situasi ini menyebabkan trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham. Menurut analisis seorang pakar ekonomi senior dari PT Bahana TCW Investment Management, situasi sulit bagi para investor terjadi akibat tekanan global yang meningkat karena ketegangan perang dagang yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat.
Di tengah musim transisi pasca hari besar, pasar modal Indonesia menghadapi tantangan besar pada perdagangan pertama setelah liburan keagamaan tahun 2025. Pada Selasa (08/04/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 9%, sebuah rekor penurunan tajam dalam sejarah perdagangan pasar modal domestik. Kondisi ini memaksa pihak otoritas untuk menerapkan langkah darurat dengan menghentikan sementara aktivitas jual-beli saham, dikenal sebagai trading halt.
Ketegangan global yang meningkat menjadi penyebab utama kerugian besar ini. Analis senior Emil Muhamad dari PT Bahana TCW Investment Management menjelaskan bahwa tekanan pasar internasional semakin parah karena perang dagang yang dikomandoi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Situasi ini membuat investor merasa cemas, sehingga banyak yang melakukan aksi jual secara masif.
Dalam diskusi eksklusif di program Squawk Box, CNBC Indonesia, Emil memberikan wawasan mendalam tentang dinamika pasar saat itu. Ia menekankan pentingnya strategi investasi yang adaptif serta perlunya memperhatikan sentimen global dalam membuat keputusan finansial.
Berbagai faktor eksternal dan internal saling berkaitan dalam menciptakan situasi sulit ini. Oleh karena itu, analisis mendalam dan pemahaman tren pasar sangat dibutuhkan untuk meminimalkan risiko ke depannya.
Sebagai pembaca atau pelaku pasar, laporan ini memberikan pandangan tentang betapa sensitifnya pasar modal terhadap perubahan geopolitik global. Ketidakpastian seperti perang dagang dapat langsung mempengaruhi stabilitas pasar lokal. Hal ini menunjukkan pentingnya diversifikasi portofolio dan pemantauan berita global secara konsisten untuk menghindari kerugian besar dalam investasi. Selain itu, keterampilan dalam mengelola emosi selama situasi volatil juga menjadi aspek penting dalam dunia investasi modern.