Pemerintah Indonesia menetapkan perbankan sebagai pilar utama untuk meningkatkan likuiditas dan mendukung pertumbuhan ekonomi hingga di atas 8% mulai tahun depan. Dalam sebuah acara ekonomi, Hashim Djojohadikusumo, saudara Presiden Prabowo Subianto, menyampaikan bahwa sektor perbankan, terutama bank pelat merah, telah menerima instruksi untuk mendukung program perumahan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan melalui penyediaan rumah layak huni dan makanan bergizi gratis.
Dalam diskusi yang berlangsung di Hotel Westin Jakarta, Hashim menjelaskan bahwa kebijakan baru ini merupakan langkah penting untuk mengurangi kemiskinan. Likuiditas dari sektor perbankan akan difokuskan pada berbagai program pengentasan kemiskinan, termasuk pembangunan perumahan dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, dana insentif likuiditas senilai Rp 130 triliun dari Bank Indonesia juga akan disediakan untuk mendukung sektor perumahan. Dana tersebut berasal sepenuhnya dari sumber domestik.
Hashim menekankan bahwa pendekatan ini bukan hanya tentang penyediaan makanan gratis, tetapi juga mencakup upaya untuk membangun infrastruktur perumahan yang layak dan menciptakan lapangan kerja baru. Misalnya, program dapur dengan 1,5 juta pegawai yang akan mendukung usaha menengah dan kecil, serta membantu pertumbuhan ekonomi lokal.
Selain itu, Hashim juga menegaskan bahwa likuiditas tambahan dari Bank Indonesia akan memberikan dorongan signifikan bagi sektor perumahan. Ini akan memastikan bahwa program-program pengentasan kemiskinan dapat berjalan dengan lancar dan efektif, serta menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan sektor perbankan sebagai alat utama dalam mencapai tujuan-tujuan sosial dan ekonomi nasional. Dengan dukungan likuiditas yang kuat dan program-program yang tepat sasaran, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan secara signifikan, sambil juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang kurang beruntung.