Dalam 100 hari pertama kepresidenan Donald Trump, Wall Street mengalami penurunan signifikan. Data dari CFRA Research menunjukkan bahwa Indeks S&P 500 mencatat kinerja terburuk kedua sepanjang sejarah presiden AS dalam periode yang sama. Penurunan ini mencapai 7,9%, hanya tertinggal dari masa pemerintahan Richard Nixon pada tahun 1973, yang jatuh hingga 9,9%. Berbeda dengan rata-rata performa pasar saham di awal kepemimpinan para presiden sejak 1944, yang cenderung positif dengan kenaikan 2,1%.
Di tengah musim politik yang penuh ketegangan, pasar saham AS telah menghadapi tantangan besar selama 100 hari awal kepemimpinan Presiden Donald Trump. Pada periode tersebut, indeks S&P 500 mencatatkan penurunan tajam sebesar 7,9%, sebuah rekor buruk yang hanya kalah dari periode awal kepresidenan Richard Nixon pada tahun 1973. Saat itu, langkah ekonomi agresif Nixon untuk menekan inflasi malah memicu resesi berkepanjangan.
Sebaliknya, harapan awal masyarakat setelah pemilihan umum November membawa semangat optimisme, dengan S&P 500 melonjak hingga 3,7% antara pemilu dan pelantikan Trump. Namun, ekspektasi ini mulai pudar saat Trump meluncurkan serangkaian kebijakan kontroversial, termasuk tarif perdagangan dan pendekatan agresif terhadap imigrasi. Perubahan kebijakan yang tidak konsisten membuat investor khawatir akan dampak negatif terhadap inflasi dan potensi resesi.
Keadaan menjadi lebih tegang pada bulan April, ketika S&P 500 anjlok hingga 10% dalam dua hari saja. Meski Trump kemudian memberikan jeda 90 hari untuk negosiasi ulang kesepakatan dagang, ketidakpastian tetap menghantui pasar. Jeffrey Hirsch dari Stock Trader’s Almanac menyatakan bahwa meskipun ada indikasi reli jangka pendek, masa sulit belum sepenuhnya berakhir.
Sebagai saksi langsung peristiwa ini, kita belajar pentingnya stabilitas kebijakan dan transparansi dalam dunia investasi. Ketidakpastian politik dapat berdampak besar pada performa pasar, sehingga pemimpin harus hati-hati dalam mengambil keputusan agar tidak merugikan ekonomi global. Dengan pengalaman ini, diharapkan para pemangku kepentingan dapat lebih bijaksana dalam menjaga kepercayaan publik dan investor internasional.