Pasar
Resmikan Pabrik Petrokimia di Cilegon: Kolaborasi Indonesia-Korea Selatan
2025-04-29

Pemerintah Indonesia bersiap untuk meresmikan pembangunan pabrik petrokimia besar milik PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) pada akhir tahun 2025. Proyek ini menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Airlangga Hartarto, mengumumkan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata (Danantara) akan diberikan tugas untuk menganalisis dan melanjutkan investasi pabrik tersebut. Dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, perusahaan Lotte menawarkan partisipasi langsung dari Indonesia dalam pengembangan proyek ini, yang telah disetujui oleh presiden. Selain itu, berbagai perusahaan Korea Selatan lainnya juga melaporkan rencana investasi mereka di sektor otomotif, baja, hingga energi baterai.

Kolaborasi Besar dalam Industri Petrokimia

Pada awal musim gugur mendatang, tepatnya pada bulan September atau Oktober 2025, pemerintah berencana meresmikan pabrik petrokimia raksasa di Cilegon oleh PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI). Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan para pengusaha Korea Selatan membuka peluang besar bagi kolaborasi lintas sektor. Menko Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Danantara akan turut serta dalam proses pengembangan proyek ini melalui studi kelayakan dan tindak lanjut investasi. Dalam kesempatan tersebut, Lotte secara resmi menawarkan keterlibatan Indonesia dalam pengembangan pabrik tersebut. Keputusan ini direspon positif oleh Presiden Prabowo, yang setuju atas partisipasi Indonesia dalam proyek besar ini. Selain Lotte, beberapa perusahaan Korea Selatan lainnya seperti KB Financial, Hyundai Motor, POSCO, dan Ecopro juga memberikan laporan terkait rencana investasi mereka di Tanah Air. Salah satu contohnya adalah rencana investasi sebesar hampir US$ 500 juta oleh Ecopro di Morowali, yang fokus pada produksi katoda prekursor dan smelter nikel.

Dukungan pemerintah juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan lain, termasuk LX International yang berencana melanjutkan investasi senilai US$ 500 miliar dalam bidang batubara dan nikel. Perusahaan KCC Glass, yang telah melakukan investasi di Batang, juga meminta dukungan harga gas domestik agar lebih kompetitif sesuai kebijakan Harga Gas Berbasis Teknologi (HGBT).

Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan industri manufaktur di Indonesia dapat berkembang pesat dan meningkatkan daya saing global.

Berita ini menunjukkan betapa pentingnya kerja sama internasional dalam pengembangan infrastruktur dan industri. Melalui kolaborasi seperti ini, Indonesia tidak hanya memperoleh manfaat ekonomi tetapi juga kemajuan teknologi dan pengetahuan. Bagi pembaca, inspirasi utama dari artikel ini adalah pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menciptakan lingkungan investasi yang kondusif. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi negara-negara lain yang ingin meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui kolaborasi internasional.

more stories
See more