Pasar
Prediksi Penurunan Pasar Saham Besar-besaran pada Februari 2025 Menyulut Kekhawatiran
2025-02-28

Para ahli keuangan dan analis pasar saham meramalkan adanya penurunan besar di pasar saham global pada awal tahun 2025. Salah satu tokoh terkemuka dalam dunia investasi, Robert Kiyosaki, mengekspresikan pandangannya melalui media sosialnya bahwa krisis ekonomi mungkin terjadi pada bulan Februari mendatang. Dalam bukunya yang diterbitkan sebelumnya, ia telah memperingatkan tentang potensi anjloknya nilai aset tradisional seperti rumah dan mobil. Selain itu, para analis dari lembaga keuangan lainnya juga memberikan peringatan serupa, menambah ketidakpastian di kalangan investor.

Pasar Saham Diprediksi Mengalami Penurunan Drastis pada Tahun Depan

Dalam suasana musim dingin yang semakin menggigit, Jakarta menjadi saksi bisu dari gelombang kekhawatiran yang melanda dunia investasi. Pada akhir Januari lalu, penulis buku keuangan ternama, Robert Kiyosaki, mengungkapkan melalui platform pribadinya bahwa pasar saham bisa mengalami penurunan signifikan pada bulan Februari 2025. Kiyosaki merujuk pada teori yang telah disampaikan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 2013, Rich Dad’s Prophecy, dimana ia memprediksi situasi ini akan menciptakan peluang bagi mereka yang siap.

Kiyosaki menyarankan masyarakat untuk beralih dari aset tradisional ke aset yang lebih stabil seperti Bitcoin, emas, dan perak. Analisis ini didukung oleh beberapa pakar lainnya, termasuk analis Goldman Sachs yang memperkirakan penurunan hingga 30% pada tahun 2025. Ekonom Harry Dent juga memperingatkan bahwa utang swasta Amerika yang terus meningkat dapat memicu ledakan gelembung ekonomi. Veteran investor Jeremy Grantham menambahkan bahwa overvaluasi dan tantangan demografis serta lingkungan menjadi faktor utama yang mempengaruhi prediksi ini.

Berdasarkan data dari Tradingview, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia telah mengalami penurunan drastis lebih dari 10% dalam sebulan terakhir, menjadikannya salah satu pasar saham dengan performa terburuk di dunia. Penurunan ini mencapai puncaknya pada Kamis, 27 Februari 2025, ketika IHSG ditutup turun 1,83% ke level 6.485,45. Sektor finansial, terutama bank-bank besar, menjadi penyumbang utama penurunan tersebut.

Pelemahan ini beriringan dengan aksi jual asing yang masif, mencatatkan net sell sebesar Rp3,47 triliun dalam empat hari terakhir. Sentimen negatif ini diperparah oleh penurunan peringkat saham Indonesia oleh Morgan Stanley dari equal-weight menjadi underweight, yang mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi yang melemah.

Dari perspektif seorang jurnalis, laporan ini membawa pesan penting bagi semua pelaku pasar. Prediksi-prediksi tersebut tidak hanya menjadi alat untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan krisis, tetapi juga sebagai pengingat bahwa setiap krisis membawa peluang. Investor perlu bijaksana dalam mengelola portofolio mereka dan mempertimbangkan diversifikasi aset sebagai strategi mitigasi risiko. Selain itu, pemerintah dan otoritas keuangan harus proaktif dalam menyusun kebijakan yang dapat meredam dampak negatif dari fluktuasi pasar.

more stories
See more