Pasar
Proyeksi Harga Batu Bara BUMI di Tengah Ketidakpastian Pasar Global
2025-04-23

Pada tahun 2025, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menetapkan estimasi harga batu bara sebagai acuan utama untuk operasionalnya. Perusahaan memperkirakan harga komoditas ini akan berkisar antara US$ 64 hingga US$ 69 per ton. Anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC), diperkirakan menjual batu bara dengan harga US$ 70-75 per ton, sementara PT Arutmin Indonesia berada pada kisaran US$ 50-55 per ton. Direktur dan Chief Financial Officer BUMI, Andrew Beckham, menyatakan bahwa tren harga global cenderung stagnan akibat pengaruh dinamika politik dan geopolitik serta kebijakan perdagangan internasional. Meskipun demikian, perusahaan tetap menargetkan produksi sekitar 79-81 juta ton dalam tahun ini.

Ketidakpastian pasar global menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas harga batu bara. Dalam beberapa tahun terakhir, harga komoditas ini mengalami fluktuasi signifikan. Sentimen negatif seperti konflik geopolitik dan perang tarif yang dipicu oleh Amerika Serikat turut memperburuk situasi. Menurut Andrew Beckham, kondisi ini membuat harga batu bara lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, meskipun tetap stabil secara keseluruhan.

BUMI berusaha mempertahankan produktivitasnya melalui target produksi yang ambisius. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan total produksi mencapai 79-81 juta ton batu bara. Kontribusi besar berasal dari KPC, yang diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 55-56 juta ton. Sementara itu, Arutmin ditugaskan untuk menyumbangkan 25-26 juta ton. Upaya ini dilakukan guna mengimbangi tekanan harga yang terjadi di pasar global.

Selain fokus pada peningkatan produksi, BUMI juga memproyeksikan biaya produksi untuk tahun ini. Biaya rata-rata diperkirakan mencapai US$ 44-46 per ton, tanpa memperhitungkan royalti dan komisi tambahan. Untuk KPC, biaya produksi diperkirakan lebih tinggi, yakni sekitar US$ 48-50 per ton. Sebaliknya, biaya produksi di Arutmin relatif lebih rendah, yaitu sekitar US$ 35-37 per ton. Strategi ini bertujuan untuk menjaga efisiensi operasional di tengah tantangan ekonomi global.

Kebijakan impor China juga menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi harga batu bara global. Data terbaru menunjukkan bahwa impor batu bara China turun sebesar 6% pada Maret 2025, mencapai hanya 38,73 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh stok tinggi di pelabuhan dan permintaan domestik yang lemah. Hasil ini merupakan penurunan pertama dalam impor bulanan China sejak Maret 2022, selain periode Januari-Februari yang sering terganggu oleh libur Tahun Baru Imlek.

Meskipun harga batu bara global masih menghadapi tekanan, langkah strategis BUMI dalam meningkatkan efisiensi produksi dan mempertahankan target output menunjukkan komitmennya untuk tetap bersaing di pasar internasional. Dengan proyeksi harga dan biaya yang telah ditentukan, perusahaan berharap dapat menjaga stabilitas keuangannya di tengah ketidakpastian eksternal yang sulit diprediksi.

more stories
See more