Konten digital yang menggambarkan penghancuran Masjid Al-Aqsa telah memicu kecaman luas dari kalangan masyarakat Palestina. Video buatan kecerdasan buatan (AI) ini menunjukkan skenario fiktif di mana Masjid Al-Aqsa digantikan oleh struktur Bait Suci Ketiga, sebuah ide yang sangat sensitif dalam konteks geopolitik wilayah tersebut. Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan bahwa video ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk meningkatkan serangan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem yang diduduki. Mereka juga menyoroti sikap lemah dari komunitas internasional dalam merespons tindakan genosida yang berlangsung di Gaza.
Pada hari-hari terakhir perayaan Paskah Yahudi, ratusan pemukim ilegal Israel dilaporkan masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel. Pejabat Departemen Wakaf Islam di Yerusalem melaporkan bahwa lebih dari 1.200 pemukim ilegal telah melakukan invasi ke situs tersebut. Para saksi mata mengungkapkan bahwa aksi ini terjadi melalui Gerbang Al-Mugharbah, area strategis yang berdekatan dengan masjid suci.
Tindakan ini tidak hanya mencerminkan eskalasi ketegangan, tetapi juga menjadi simbol dari apa yang dinilai sebagai agenda kolonialisme Israel. Pemerintah Palestina mengecam keras langkah-langkah ini, menekankan bahwa agresi semacam itu dapat memperburuk konflik yang sudah berkepanjangan antara kedua belah pihak.
Peristiwa ini terjadi selama perayaan Paskah, salah satu hari raya penting dalam tradisi Yahudi. Hari raya ini merayakan eksodus bangsa Israel dari Mesir, namun bagi warga Palestina, momen tersebut juga membawa risiko peningkatan ketegangan di lokasi-lokasi yang bersifat sensitif secara religius.
Situasi seperti ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik dan religius di wilayah Timur Tengah. Upaya diplomasi global diperlukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menjaga stabilitas di daerah yang rentan ini.