Pasar
Rupiah Menguat di Tengah Ketidakpastian Tarif Dagang
2025-03-03

Moneter Indonesia melaporkan bahwa mata uang rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS pada Senin, 3 Maret 2025. Penyebab utama pergerakan ini adalah penurunan ketegangan geopolitik dan potensi fleksibilitas tarif perdagangan yang diumumkan oleh pemerintah AS. Rupiah ditutup di level Rp16.475/US$, naik sebesar 0,6% dari hari sebelumnya. Ini mematahkan tren pelemahan empat hari berturut-turut sejak 25 Februari 2025. Indeks dolar AS (DXY) juga turun 0,31% ke angka 107,27. Para pelaku pasar sedang menunggu perkembangan lebih lanjut tentang tarif baru yang akan diberlakukan kepada Meksiko dan Kanada.

Ketegangan ekonomi global semakin meningkat setelah pengumuman Presiden AS tentang tarif baru terhadap dua negara tetangganya. Pekan lalu, Trump memperkuat ancaman proteksionisme dengan mengumumkan tarif 25% terhadap barang-barang impor dari Meksiko dan Kanada yang akan mulai berlaku pada 4 Maret 2025. Selain itu, China juga akan mendapatkan tambahan tarif 10% pada awal pekan depan. Kebijakan ini telah menciptakan ketidakpastian di pasar global, meskipun ada indikasi bahwa tarif tersebut mungkin lebih rendah dari yang diusulkan.

Tarif ini sebelumnya ditangguhkan selama satu bulan pada 3 Februari 2025, namun Trump kembali mengkonfirmasi rencana tersebut dalam unggahan media sosialnya. Dia menyatakan bahwa perdagangan narkotika ilegal dari kedua negara masih tinggi dan tidak dapat diterima, meski mereka telah berjanji untuk meningkatkan pengawasan perbatasan. Hal ini memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang lebih luas.

Meski demikian, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memberikan sinyal bahwa tarif tersebut masih bisa dipertimbangkan ulang. Dia menyatakan bahwa tarif tersebut "bersifat fleksibel," yang menunjukkan bahwa tarif bisa lebih rendah dari 25%. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka rupiah berpotensi menguat lebih lanjut dalam waktu dekat.

Penguatan rupiah ini menandai respons pasar terhadap ketidakpastian global dan indikasi fleksibilitas kebijakan tarif. Meskipun situasi masih dinamis, tanda-tanda positif ini menunjukkan bahwa pasar moneter Indonesia tetap stabil di tengah tantangan eksternal.

more stories
See more