Beberapa waktu belakangan, masyarakat Indonesia digegerkan oleh penemuan kasus uang palsu yang cukup signifikan. Meskipun demikian, data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa tren peredaran uang palsu secara keseluruhan justru mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor seperti pengamanan modern pada uang rupiah serta edukasi masif kepada masyarakat tentang cara membedakan uang asli dan palsu melalui teknik 3D. Selain itu, koordinasi erat antara lembaga-lembaga terkait dalam Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) telah memberikan dampak positif.
Kualitas uang palsu yang beredar saat ini juga cenderung rendah, sehingga mudah dikenali dengan mata telanjang. Sebagai bentuk pencegahan dan penindakan, Bank Indonesia bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberikan sanksi tegas kepada pelaku pemalsuan. Langkah-langkah preventif dan represif ini telah mendapatkan penghargaan internasional atas keamanan fitur-fitur desain uang rupiah.
Berbagai upaya dilakukan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memahami karakteristik uang asli. Program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah menjadi salah satu inisiatif utama dalam sosialisasi ciri-ciri uang asli. Disamping itu, informasi diseminasi melalui media sosial dan website resmi Bank Indonesia agar lebih mudah diakses oleh publik.
Edukasi tersebut mencakup metode sederhana namun efektif bernama 3D—Dilihat, Diraba, Diterawang. Metode ini dirancang agar masyarakat dapat dengan cepat mengenali uang palsu hanya dengan melihat detail visual, merasakan tekstur kertas khusus, dan menggunakan alat bantu sederhana untuk menemukan elemen pengaman. Selain itu, kampanye "5 Jangan" juga diluncurkan untuk membantu menjaga kondisi fisik uang agar tetap baik dan mempermudah identifikasi keaslian. Melalui langkah-langkah ini, Bank Indonesia berharap tingkat kesadaran masyarakat akan meningkat secara signifikan.
Dalam rangka memperkuat sistem pengamanan uang rupiah, Bank Indonesia terus melakukan inovasi teknologi pada setiap emisi baru. Pengamanan modern yang diterapkan membuat uang rupiah semakin sulit dipalsukan, bahkan mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu seri uang paling aman di dunia. Kolaborasi lintas sektor melalui Botasupal juga memastikan adanya sinergi optimal dalam penanganan kasus-kasus pemalsuan.
Tidak hanya fokus pada pengamanan fisik, Bank Indonesia juga aktif dalam menyediakan ahli-ahli yang mendukung proses penyidikan dan persidangan terkait kasus uang palsu. Para ahli ini memberikan panduan teknis kepada aparat penegak hukum guna memastikan pelaku pemalsuan mendapatkan sanksi yang sesuai. Selain itu, analisis laboratorium uang palsu secara berkala dilakukan untuk memahami pola pemalsuan terbaru dan menyesuaikan strategi pemberantasan. Dengan pendekatan preemptive, preventif, dan represif, Bank Indonesia bersama mitra-mitra strategisnya berhasil menurunkan rasio uang palsu hingga mencapai level yang sangat rendah di tahun-tahun terakhir.