Setelah kantor majalah Tempo menerima paket berisi kepala babi sebagai bentuk ancaman, serangkaian insiden lain terjadi yang menunjukkan eskalasi intimidasi terhadap pers. Tidak hanya itu, akun media sosial resmi Tempo juga menjadi sasaran teror digital melalui pesan-pesan ancaman. Selain peristiwa ini, anggota tim redaksi dan keluarganya juga menghadapi gangguan serius seperti peretasan WhatsApp. Semua kejadian ini mencerminkan situasi yang semakin mengkhawatirkan bagi kebebasan pers dan demokrasi di negara ini.
Pada 21 Maret 2025, Tempo melaporkan kasus pengiriman paket tersebut ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri). Tak lama setelah itu, sebuah kejadian serupa terjadi dengan pengiriman enam bangkai tikus tanpa kepala yang dikemas dalam kertas kado merah. Ini dianggap sebagai simbolisasi ancaman terhadap penyiar podcast "Bocor Alus," yang terdiri dari lima pria dan satu wanita.
Serangan terhadap media tidak lagi terbatas pada fisik saja, tetapi telah memasuki ranah digital. Akun Instagram resmi Tempo menerima pesan ancaman yang menyebutkan akan melanjutkan aksi teror hingga kantor mereka musnah. Ancaman ini dilakukan secara anonim, membuat atmosfer ketakutan di kalangan jurnalis.
Kejadian ini mencerminkan bagaimana teknologi digunakan untuk menakut-nakuti lembaga pers. Pada pagi hari tanggal 21 Maret, akun Instagram milik majalah Tempo dibanjiri oleh pesan-pesan ancaman. Salah satu pesan menyatakan bahwa jika permintaan mereka tidak dipenuhi, tindakan lebih ekstrem seperti membakar kantor akan dilakukan. Situasi ini menunjukkan adanya kelompok yang tidak segan-segan menggunakan metode intimidasi agar suara mereka didengar, meskipun caranya sangat radikal. Fenomena ini bukan hanya soal ancaman fisik atau digital, tetapi juga menyerang inti dari demokrasi—kebebasan berekspresi.
Tak hanya menargetkan institusi media, ancaman juga ditujukan kepada keluarga jurnalis. Peretasan akun WhatsApp ibu dari salah satu staf Tempo, Fransisca Christy Rosana alias Cica, menunjukkan betapa intimnya cara-cara intimidasi ini. Insiden ini memberikan gambaran tentang tekanan psikologis yang dialami keluarga jurnalis sebagai dampak dari pekerjaan mereka.
Peristiwa peretasan ini terjadi pada hari yang sama ketika paket berisi kepala babi diterima oleh kantor Tempo. Seorang pria berhasil mengambil alih akun WhatsApp milik ibu Cica yang tinggal di Jawa Tengah. Ketika anggota keluarga Cica mencoba mengonfirmasi identitas pelaku, si peretas hanya menjawab dengan nada mengancam. Kejadian ini menunjukkan bahwa ancaman terhadap pers tidak hanya bersifat profesional, tetapi juga melibatkan elemen-elemen pribadi yang sangat sensitif. Selain itu, pengiriman enam bangkai tikus tanpa kepala yang dikaitkan dengan jumlah penyiar podcast "Bocor Alus" menunjukkan bahwa teror ini dirancang dengan tujuan spesifik untuk menekan individu tertentu. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman bagi para jurnalis dan mengancam eksistensi kebebasan pers di masa depan.