Industri pariwisata global menghadapi tantangan signifikan akibat peningkatan kasus penipuan, terutama selama periode musim liburan. Laporan Mastercard Economics Institute menunjukkan bahwa penipuan meningkat hingga 28% di beberapa negara pada tahun 2024. Kota-kota seperti Cancun, Hanoi, dan Bangkok melaporkan insiden penipuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan San Francisco, Dublin, Seoul, Budapest, dan Edinburgh. Penipuan tersebut berkisar dari agen perjalanan fiktif hingga pencurian data kartu kredit di restoran.
Selain itu, Jakarta menjadi pusat perhatian karena sebanyak 66% kasus penipuan terjadi di sektor taksi dan rental mobil, angka tertinggi di antara kota besar lainnya. Selain itu, tren penipuan juga telah berkembang ke tahap pemesanan, dengan laporan kenaikan 12% pada kasus booking palsu. Untuk mencegah hal ini, Mastercard merekomendasikan penggunaan dompet digital, asuransi perjalanan, dan memilih penyedia layanan dengan ulasan terpercaya.
Peningkatan risiko penipuan di berbagai lokasi wisata mencerminkan variasi yang signifikan dari satu kota ke kota lainnya. Kota-kota seperti Cancun, Hanoi, Dhaka, dan Bangkok memiliki tingkat penipuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tempat-tempat seperti San Francisco, Dublin, atau Seoul. Sektor travel agencies dan tour operator menjadi sumber utama insiden penipuan, diikuti oleh tas dan kulit serta transportasi umum.
Di Jakarta, sektor taksi dan rental mobil mendominasi laporan penipuan dengan persentase mencapai 66%, jauh lebih tinggi daripada Delhi atau Hong Kong. Kota-kota lain juga menunjukkan pola unik, misalnya New York yang mengalami banyak kasus penipuan di restoran (63%), Phuket dan London yang memiliki proporsi tinggi pada food services, serta Hong Kong dengan dominasi penipuan oleh agen tur (70%). Perbedaan ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang risiko lokal saat bepergian.
Beragam bentuk penipuan mulai dari booking palsu hingga pencurian data kartu kredit membuat pelancong harus waspada. Laporan menunjukkan adanya kenaikan 12% pada kasus penipuan saat pemesanan perjalanan. Tren ini mencakup penggunaan foto palsu, tautan konfirmasi berbahaya, dan penawaran harga tidak masuk akal. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan sangat diperlukan untuk menjaga keamanan perjalanan.
Untuk menghindari risiko penipuan, Mastercard menyarankan beberapa strategi efektif. Pertama, penggunaan dompet digital dapat membantu melacak transaksi secara aman. Kedua, membeli asuransi perjalanan memberikan perlindungan tambahan jika terjadi insiden yang merugikan. Ketiga, memesan perjalanan menggunakan kartu kredit dengan fitur perlindungan penipuan menawarkan keamanan ekstra. Terakhir, hindari promo atau harga murah tanpa ulasan terpercaya agar terhindar dari scam. Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, pelancong dapat menikmati pengalaman liburan dengan rasa tenang dan nyaman.