Gaya Hidup
Gorengan: Kekasih Abadi Kuliner Nusantara yang Butuh Perhatian
2025-03-16

Gorengan, salah satu makanan favorit di Indonesia, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari camilan hingga teman ngobrol bersama keluarga, gorengan selalu hadir dengan tekstur renyah dan rasa gurihnya yang menggoda. Terutama di bulan Ramadan, gorengan menjadi hidangan andalan untuk buka puasa. Meski begitu, konsumsi berlebihan dapat membawa risiko kesehatan serius, termasuk masalah jantung dan obesitas.

Di seluruh penjuru Indonesia, gorengan telah menancapkan akarnya sebagai jajanan tradisional yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat. Dari Sabang hingga Merauke, variasi gorengan seperti tahu isi, bakwan, tempe mendoan, hingga pisang goreng sering kali ditemukan di pinggir jalan atau pasar tradisional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kabupaten Batang menduduki peringkat pertama dalam konsumsi gorengan dengan rata-rata 5,68 potong per minggu per kapita.

Konsumsi gorengan tidak hanya terbatas pada waktu tertentu saja. Di pagi hari, banyak orang memadukannya dengan teh atau kopi sebagai sarapan ringan. Sementara itu, di sore hari, gorengan kerap menjadi pelengkap saat bersantai bersama keluarga atau teman. Bahkan dalam acara-acara formal maupun informal, gorengan hampir selalu hadir sebagai hidangan pendamping.

Meskipun demikian, penting untuk memperhatikan pola konsumsi agar tetap sehat. Minyak yang digunakan berkali-kali dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi tubuh. Selain meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), konsumsi berlebihan juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti asam lambung naik dan perut kembung. Dalam konteks ekonomi, penyakit jantung akibat gaya hidup tidak sehat diperkirakan akan menimbulkan beban sebesar Rp 67,34 triliun pada tahun 2024.

Berkaca pada fakta ini, meskipun gorengan sangat digemari, penting untuk menjaga keseimbangan antara kenikmatan dan kesehatan. Dengan pengelolaan yang tepat, gorengan tetap bisa dinikmati tanpa mengorbankan kesejahteraan fisik maupun finansial individu.

More Stories
see more