Pergerakan signifikan terjadi di pasar minyak global pada perdagangan awal pekan lalu. Peningkatan harga ini dipengaruhi oleh langkah Amerika Serikat yang memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, serta penurunan persediaan bahan bakar di negara tersebut. Dua indikator utama, yaitu Brent dan West Texas Intermediate (WTI), mencatatkan kenaikan hingga mencapai level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Faktor geopolitik dan data ekonomi menjadi pendorong utama reli ini.
Pasar minyak mendapatkan tekanan tambahan setelah kebijakan AS menargetkan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengiriman minyak Iran, termasuk kilang-kilang independen di Tiongkok. Meskipun pasokan minyak mentah di AS meningkat lebih dari yang diperkirakan, stok bensin justru mengalami penurunan sebesar 0,5 juta barel dalam satu minggu terakhir. Hal ini mencerminkan permintaan konsumsi yang tetap tinggi, meskipun adanya lonjakan pasokan minyak mentah secara keseluruhan.
Potensi penguatan harga minyak masih terbuka lebar dengan berlanjutnya ketegangan antarnegara. Kebijakan internasional dan dinamika geopolitik memiliki andil besar dalam menentukan arah harga komoditas ini. Melalui pemantauan yang cermat terhadap kondisi pasar dan kebijakan global, para pelaku industri dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi fluktuasi harga yang mungkin terjadi di masa depan. Situasi ini juga menggarisbawahi pentingnya stabilitas geopolitik dalam menjaga ketahanan energi dunia.