Pasar modal Indonesia tengah mengalami gejolak signifikan akibat berbagai faktor eksternal, khususnya perubahan kebijakan di Amerika Serikat. Ketua Komisi XI DPR, Muhammad Misbakhun, menekankan pentingnya pasar modal sebagai indikator utama kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional. Dalam forum diskusi yang diadakan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), ia menjelaskan bahwa fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan dinamika kepercayaan pasar secara keseluruhan. Pada minggu ini, IHSG sempat anjlok hingga 7%, memicu pertemuan intensif antara Komisi XI DPR, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Bank Indonesia untuk menangani situasi tersebut.
Perubahan kepemimpinan di Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab ketidakpastian global. Kehadiran Donald Trump sebagai presiden membawa kebijakan baru yang memengaruhi stabilitas pasar keuangan dunia. Sebagai respons, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan langkah-langkah deregulasi, termasuk memungkinkan buyback saham tanpa persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Meskipun langkah ini membantu pemulihan sebagian, IHSG masih mengalami penurunan pada hari Jumat, dengan sektor teknologi menjadi satu-satunya pilar positif.
Ketidakpastian politik dan ekonomi global memang memiliki dampak besar terhadap pasar modal Indonesia. Oleh karena itu, para pemimpin industri dan regulator terus berupaya mencari solusi guna memitigasi risiko yang muncul. Misbakhun menyampaikan bahwa kerja sama antara semua pihak sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Dalam beberapa hari terakhir, IHSG telah menunjukkan tren naik turun yang cukup drastis. Setelah jatuh tajam pada Selasa lalu, indeks mulai pulih dengan peningkatan sebesar 1,42% dan 1,11% pada dua hari berikutnya. Namun, pergerakan negatif kembali terjadi pada hari Jumat, dengan penurunan sekitar 2,09%. Sektor teknologi menjadi satu-satunya harapan, didorong oleh performa baik saham DCII.
Upaya deregulasi buyback saham tanpa RUPS merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat memberikan dukungan lebih lanjut bagi emiten lokal. Meskipun demikian, tantangan tetap ada, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Para pelaku pasar harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan agar stabilitas pasar modal Indonesia dapat terjaga dalam jangka panjang.