Pasar
Kondisi Ekonomi Indonesia Menghadapi Tekanan Pasar Global
2025-03-18

Keadaan pasar modal di Indonesia mengalami gejolak signifikan sejak perdagangan dimulai pada pagi hari. Sektor saham nasional mengalami penurunan tajam, dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7%. Situasi ini memicu kekhawatiran investor terkait stabilitas ekonomi domestik. Di sisi lain, kurs rupiah juga menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS, meskipun tidak mencapai satu persen.

Gangguan ekonomi global tampaknya berdampak besar pada kondisi pasar Indonesia. Menurut data dari Refinitiv, nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp16.380/US$, lalu melemah menjadi Rp16.465/US$ menjelang sore hari. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, Edi Susianto, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan intervensi aktif untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing di pasar. “Kami terus memantau situasi secara ketat dan akan bertindak cepat jika diperlukan,” ujar Edi dalam diskusi dengan media.

Penguatan indeks dolar AS (DXY) yang mencapai 0,12% turut memengaruhi dinamika pasar keuangan regional. Para pelaku pasar saat ini sedang menunggu pengumuman suku bunga acuan BI untuk bulan Maret 2025. Rapat Dewan Gubernur (RDG) pertama dilaksanakan pada hari ini dan akan ditutup besok. Dalam rapat tersebut, Bank Indonesia akan mengevaluasi langkah-langkah moneter guna mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sebagian analis memperkirakan adanya penurunan suku bunga untuk merangsang ekonomi, sementara kelompok lain berpendapat bahwa kebijakan stabilisasi harus dipertahankan.

Situasi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara regulator dan pelaku pasar untuk menghadapi tantangan global. Keputusan strategis yang tepat waktu dapat membantu memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah tekanan internasional. Dengan sikap proaktif dan langkah-langkah antisipatif, harapan untuk menjaga stabilitas ekonomi tetap tinggi.

More Stories
see more