Pasar
Situasi Ekonomi Indonesia: IHSG Melemah dan Proyeksi Masa Depan
2025-03-18

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan awal minggu ini. Dengan sebagian besar sektor yang melemah, pasar keuangan Tanah Air tampaknya sedang menunggu perkembangan dari rapat bank sentral domestik maupun internasional. Selain itu, data neraca dagang bulan Februari mencatat surplus meskipun impor barang konsumsi menunjukkan tren penurunan yang tidak biasa menjelang Ramadan.

Banyak pihak memperkirakan bahwa kebijakan moneter terbaru akan berpengaruh pada arah ekonomi ke depannya. Sementara itu, peluang Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi juga mulai dipertimbangkan, meskipun mayoritas ahli menyatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih suram.

Pasar Modal dan Kebijakan Moneter

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka dengan performa negatif, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari satu persen. Emiten teknologi dan perbankan menjadi pemicu utama penurunan tersebut. Seiring dengan hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), investor cenderung menahan diri untuk melihat langkah-langkah kebijakan moneter yang akan diambil.

Bank sentral di berbagai negara seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS) juga tengah melakukan evaluasi suku bunga acuan mereka. Di dalam negeri, BI memiliki opsi untuk memotong suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi atau mempertahankannya demi stabilitas nilai tukar rupiah. Hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) juga menjadi indikator penting dalam situasi defisit anggaran yang meningkat akibat rendahnya penerimaan pajak.

Tren Ekspor-Impor dan Pandangan Ahli Ekonomi

Data Neraca Dagang Februari 2025 menunjukkan surplus signifikan, tetapi tren penurunan impor barang konsumsi mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat jelang Ramadan. Faktor ini diperparah oleh perlambatan Mandiri Spending Index (MSI), yang menunjukkan pola anomali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini disebut-sebut sebagai dampak dari tekanan ekonomi global dan domestik.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia merekam pandangan pesimis dari sebagian besar ahli ekonomi terhadap kondisi ekonomi nasional. Mayoritas responden survei LPEM percaya bahwa kondisi telah memburuk dibandingkan tiga bulan lalu. Meski demikian, potensi booster ekonomi dari pembayaran THR diharapkan dapat meringankan tekanan ekonomi, khususnya di sektor transportasi, consumer staples, hingga retail. THR yang harus dibayarkan tepat waktu sesuai aturan pemerintah diyakini bisa mendongkrak konsumsi masyarakat jelang Lebaran.

More Stories
see more