Seiring berakhirnya bulan suci Ramadan, umat Islam di Indonesia memasuki momen Idulfitri yang penuh makna. Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengajak seluruh masyarakat Muslim untuk terus menjaga semangat yang telah dipupuk selama 30 hari ibadah. Dalam kesempatan tersebut, dia menekankan pentingnya memperbaharui komitmen bersama demi kemajuan bangsa serta menjauhi tindakan negatif seperti korupsi. Menag juga menyoroti nilai-nilai kemanusiaan dalam merayakan Hari Raya, seperti saling memaafkan dan membantu sesama yang kurang beruntung.
Dalam pidatonya di Jakarta pada Minggu (30/3/2025), Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Idulfitri bukan hanya soal perayaan akhir puasa, tetapi lebih dari itu adalah panggilan spiritual untuk membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Dia menggarisbawahi perlunya menjaga hasil positif dari pengendalian hawa nafsu dan pelajaran kejujuran yang diberikan oleh Ramadan. Hal ini menjadi fondasi kuat bagi setiap individu untuk melanjutkan hidup dengan sikap yang lebih bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
Bulan Ramadan, kata Menag, telah memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana seseorang dapat mengontrol dirinya sendiri dalam keadaan apapun. Pelajaran ini, lanjutnya, harus dijadikan pedoman dalam menjalani 11 bulan mendatang agar tidak mudah terjebak dalam perilaku buruk seperti kebohongan atau korupsi. "Spirit ini perlu terus dirawat agar kita bisa melangkah maju tanpa meninggalkan prinsip-prinsip kebaikan," ungkapnya.
Momen Hari Raya juga menjadi ajang untuk merefleksikan hubungan antarmanusia. Menag menghimbau kepada semua pihak untuk rendah hati, saling memaafkan, dan memperkuat tali persaudaraan. Ia menekankan pentingnya mengakhiri segala bentuk permusuhan dan konflik, serta menggantinya dengan doa-doa positif untuk kemajuan bangsa. Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, ia juga menyampaikan harapan agar semua amal baik yang dilakukan diterima oleh Tuhan Yang Maha Pengasih.
Menghadapi masa depan yang penuh tantangan, ajakan ini diharapkan dapat memotivasi seluruh umat Islam untuk tetap teguh menjaga nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui sinergi sosial yang kuat dan cinta kasih yang tulus, bangsa Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan sejahtera. Dengan demikian, spirit Ramadan akan terus mengalir dalam setiap langkah kehidupan mereka.