PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) telah mencatat kemajuan signifikan dalam memperkuat fondasi bisnisnya melalui serangkaian transformasi. Dengan dukungan dari KB Financial Group, bank ini berhasil meningkatkan kualitas aset serta likuiditasnya hingga akhir tahun 2024. Portofolio pinjaman lancar tumbuh pesat, sementara rasio kredit bermasalah menurun secara drastis. Selain itu, perbaikan juga terlihat pada pendapatan bunga bersih dan pengendalian biaya operasional.
Di tengah pencatatan kerugian non-recurring di tahun lalu, KB Bank tetap optimistis untuk meraih laba bersih di tahun 2025. Berbagai langkah strategis yang dilakukan, termasuk penyusutan pajak tangguhan dan cadangan revaluasi anak usaha, menjadi dasar kuat bagi bank ini menuju profitabilitas jangka panjang.
Kinerja operasional KB Bank mengalami peningkatan substansial berkat fokus pada pemulihan kualitas portofolio dan likuiditas. Pinjaman lancar meningkat sebesar 19,24% dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan segmen wholesale dan retail. Sementara itu, upaya peningkatan kualitas aset tercermin dari penurunan rasio kredit berkualitas rendah dan NPL.
Secara spesifik, KB Bank berhasil menekan LAR dari 39,77% menjadi 23,10%, serta menurunkan NPL gross dari 9,70% menjadi 8,74%. Langkah-langkah ini tidak hanya memperbaiki kesehatan keuangan bank, tetapi juga memperkuat posisi likuiditas dengan pertumbuhan CASA sebesar 29,92%. Rasio kecukupan likuiditas (LCR) tetap stabil di level 146,84%, menunjukkan komitmen bank untuk menjaga stabilitas finansial. Perbaikan ini juga mendukung margin bunga bersih (NIM), yang naik dari 0,78% menjadi 1,31%, sebagai hasil dari efisiensi dalam pengelolaan pendapatan dan beban bunga.
Untuk memastikan profitabilitas di masa depan, KB Bank telah melakukan berbagai langkah strategis meskipun masih mencatat kerugian bersih di tahun 2024. Pencatatan beban non-recurring seperti pajak tangguhan dan cadangan revaluasi menjadi bagian penting dari proses transformasi ini. Direksi percaya bahwa langkah ini akan memberikan fondasi yang lebih kokoh untuk meraih laba di tahun-tahun mendatang.
Pencatatan kerugian sebesar Rp 7,38 triliun pada tahun lalu sebagian besar disebabkan oleh beban non-recurring, seperti pajak tangguhan sebesar Rp 1,42 triliun dan cadangan revaluasi anak usaha sebesar Rp 1 triliun. Meskipun demikian, struktur permodalan bank tetap terjaga tanpa pengaruh negatif dari pencadangan tersebut. Selain itu, penurunan beban operasional lainnya sebesar 11,94% menjadi Rp 1,8 triliun mencerminkan upaya efisiensi yang efektif. Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee, menyatakan bahwa bank ini telah melewati fase tersulit dalam transformasi dan siap untuk meraih kinerja positif di tahun 2025. Dengan dukungan penuh dari pemegang saham, nasabah, dan seluruh pemangku kepentingan, KB Bank yakin dapat menjadi salah satu lembaga keuangan terdepan di masa depan.