Parlemen Indonesia menyoroti situasi pasar modal yang memengaruhi pergerakan saham emiten bank milik negara, khususnya Himbara. Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, mengungkapkan bahwa penurunan harga saham bank-bank tersebut tidak sesuai dengan performa bisnis mereka yang solid. Menurut Misbakhun, kebijakan pemerintah dan persepsi pasar yang kurang tepat telah berkontribusi pada penurunan ini. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman lebih baik tentang fundamental perusahaan dibanding sekadar terpengaruh oleh opini luar.
Pada tahun 2025, Himbara yang mencakup Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN) mengalami penurunan signifikan dalam harga saham mereka. Meskipun demikian, para analis menyatakan bahwa bank-bank ini tetap memiliki fundamental yang kuat dengan laba yang melampaui Rp 60 triliun. Dalam acara Capital Market Forum 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Misbakhun menegaskan bahwa kondisi ini tidak sejalan dengan kinerja yang dicatat oleh bank-bank tersebut.
Misbakhun menyoroti bahwa riset dari lembaga investasi asing sering kali menjadi salah satu faktor yang memperburuk sentimen pasar. Hal ini membuat investor domestik cenderung ragu meskipun data keuangan menunjukkan hasil positif. Dia menyarankan agar semua pihak bekerja sama untuk memberikan solusi konstruktif demi menjaga stabilitas pasar modal.
Kedatangan anggota DPR ke BEI juga menuai pertanyaan. Namun, Misbakhun menjelaskan bahwa tujuan kunjungan tersebut adalah untuk menyampaikan pandangan serta memberikan arahan yang mendukung atmosfer pasar yang lebih optimis. Komisi XI DPR saat ini fokus pada upaya meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi-institusi keuangan nasional.
Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi Himbara mencerminkan pentingnya sinergi antara regulator, pelaku pasar, dan parlemen dalam menjaga stabilitas ekonomi. Langkah-langkah konkret seperti komunikasi yang efektif dan transparansi informasi diperlukan untuk memulihkan keyakinan investor terhadap bank-bank milik negara ini.