Di tengah tantangan ekonomi global dan perubahan dinamis dalam industri energi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat pencapaian luar biasa pada kuartal pertama tahun 2025. Perusahaan ini berhasil meraih pendapatan sebesar USD 101,51 juta dengan laba bersih mencapai USD 31,37 juta atau sekitar Rp 528,91 miliar. Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menegaskan rencana strategis perusahaan untuk meningkatkan kapasitas terpasang hingga 1 Gigawatt melalui pengelolaan aset yang optimal serta investasi strategis.

Pencapaian Bisnis dan Strategi Jangka Panjang PGE

Dalam era transformasi energi global, PGE telah menunjukkan performa bisnis yang solid. Berlokasi di Jakarta, pada Kamis, 8 Mei 2025, Yurizki Rio berdialog dengan Bramudya Prabowo dalam program Squawk Box di CNBC Indonesia. Dalam diskusi tersebut, dia menjelaskan bahwa PGE tidak hanya fokus pada pencapaian keuangan tetapi juga memperhatikan tujuan jangka panjang yaitu mendukung kemandirian energi nasional.

Dengan target kapasitas terpasang sebesar 1 Gigawatt, PGE berkomitmen mengoptimalkan aset-asetnya sebagai fondasi utama pertumbuhan. Untuk mencapai hal ini, perusahaan telah mengalokasikan biaya strategis guna memenuhi regulasi pemerintah, termasuk inisiatif pajak. Meskipun ada risiko peningkatan biaya produksi dan keuangan, langkah-langkah ini diperkirakan akan meningkatkan Return on Asset (ROA) serta menghasilkan penghematan pajak.

Di tengah gejolak ekonomi, strategi ini menunjukkan bagaimana PGE berupaya menjaga stabilitas sambil memperluas jejaknya dalam dunia energi terbarukan.

Dari perspektif seorang jurnalis, kesuksesan PGE memberikan pelajaran penting tentang pentingnya strategi jangka panjang dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kombinasi antara efisiensi operasional dan komitmen terhadap regulasi menunjukkan bahwa perusahaan dapat berkembang tanpa mengorbankan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk lebih berfokus pada model bisnis yang berkelanjutan.