Pada hari Senin, 31 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan menghadiri salat Idulfitri yang dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Jakarta. Kegiatan ini direncanakan berlangsung pada pukul 07.00 WIB. Selain pemimpin negara, sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih juga akan turut hadir mendampingi. Untuk memastikan kenyamanan, panitia menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar datang lebih awal guna menghindari kepadatan.
Acara tersebut memiliki jadwal yang terstruktur, dengan kedatangan undangan dan jemaah dimulai pada pukul 06.25 WIB. Presiden dan Wakil Presiden akan tiba 20 menit kemudian, disambut oleh para pejabat termasuk Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang juga bertugas sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal. Setelah prosesi penyambutan singkat, rombongan akan menuju lantai utama untuk melaksanakan ibadah bersama.
Salat Idulfitri tahun ini telah dipersiapkan dengan matang oleh tim panitia Masjid Istiqlal. Dalam acara ini, seluruh elemen masyarakat diajak untuk berpartisipasi secara tertib dan nyaman. Panitia memberikan pengumuman penting bagi jemaah untuk mengatur waktu kedatangan mereka lebih dini, sehingga dapat menikmati suasana spiritual tanpa gangguan keramaian.
Berbagai tahap dalam pelaksanaan acara dirancang dengan rincian yang jelas. Mulai dari kedatangan jemaah pada pukul 06.25 WIB hingga proses penyambutan presiden dan wakil presiden beberapa menit setelahnya. Para tamu kehormatan akan disambut langsung oleh pimpinan agama dan pejabat terkait, menciptakan momen resmi namun tetap religius. Setelah itu, rombongan akan melanjutkan perjalanan ke ruang VVIP sebelum akhirnya bergabung dengan umat Islam lainnya di lantai utama masjid.
Dalam rangkaian acara tersebut, kehadiran para pemimpin negara menjadi sorotan utama. Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak hanya hadir sebagai bagian dari komunitas Muslim, tetapi juga sebagai simbol persatuan bangsa dalam merayakan hari besar Islam. Mereka didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi negara yang membantu memastikan jalannya ibadah dengan lancar.
Momen ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk menyaksikan interaksi antara pemimpin negara dan masyarakat dalam konteks spiritual. Selain itu, keberadaan Menteri Agama Nasaruddin Umar sebagai Imam Besar menambah makna sakral pada acara tersebut. Semua pihak berharap bahwa salat Idulfitri kali ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan biasa, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebersamaan di tengah masyarakat Indonesia yang pluralistik.