Pada pertemuan dengan Presiden Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kondisi ekonomi nasional tetap stabil meskipun menghadapi penurunan di pasar saham. Menurut laporan yang disampaikan kepada kepala negara, berbagai indikator ekonomi menunjukkan kekuatan fundamental yang solid. Meskipun tidak ada arahan khusus dari presiden, Airlangga menekankan perlunya klarifikasi terhadap isu-isu yang berkembang akhir-akhir ini.
Menurut analisis terbaru, tingkat inflasi inti bulan Februari mencapai angka 2,48%, sementara Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Purchasing Manager Index (PMI) berada di angka 53,6%. Selain itu, pertumbuhan kredit pada Januari mencatatkan angka positif sebesar 10,3%, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik hingga 5,51%. Cadangan devisa juga tetap tinggi hingga akhir Februari.
Sector industri menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa bidang seperti makanan dan minuman, logam dasar, serta tekstil. Ekspor bulan Februari tumbuh hingga US$ 14 miliar, dengan surplus perdagangan mencapai 6,61%. Kondisi ini memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia tetap kokoh dibandingkan negara-negara lain seperti Malaysia dan Chile.
Airlangga juga menyoroti performa Indonesia dalam hal investasi asing langsung (FDI), yang relatif baik dengan persentase sekitar 1,5% dari GDP. Defisit anggaran juga terkendali di bawah 3%, menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Dengan berbagai data yang mendukung, pemerintah optimistis bahwa Indonesia akan terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat meskipun tantangan global semakin meningkat. Kepercayaan konsumen yang tinggi dan stabilitas harga menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga daya tarik investasi di Tanah Air.