Pada Senin (3/2), Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan pertemuan luar biasa dengan berbagai pelaku pasar modal. Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dari sektor keuangan, termasuk perwakilan dari pemerintah dan korporasi besar. Tujuan utamanya adalah untuk membahas kondisi terkini pasar modal yang mengalami penurunan signifikan. Regulator mengevaluasi tantangan serta memastikan stabilitas pasar dengan fokus pada perlindungan investor dan meningkatkan likuiditas.
Pertemuan tersebut merupakan langkah inovatif pertama dari OJK dan BEI untuk merespons dinamika pasar. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa agenda ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman lebih luas tentang situasi pasar modal saat ini. Para peserta mendiskusikan berbagai aspek, mulai dari tekanan ekonomi hingga strategi jangka pendek untuk mengatasi volatilitas pasar. Salah satu kebijakan awal yang diumumkan adalah penundaan implementasi aktivitas short selling, serta kemungkinan peninjauan kembali prosedur buyback saham.
Para stakeholder memberikan masukan konstruktif yang akan ditindaklanjuti sesuai kapasitas masing-masing. Diskusi juga mencakup cara-cara untuk memperkuat ketahanan pasar modal Indonesia, baik dari sisi regulasi maupun praktik bisnis. Fokus utama adalah memastikan bahwa pasar tetap stabil dan transparan, terutama bagi investor lokal dan institusional.
Pihak regulator menyatakan komitmennya untuk terus mengawasi dan berperan aktif dalam menjaga integritas pasar modal. Langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada para investor, serta mempromosikan lingkungan investasi yang sehat dan berkelanjutan. Ini menunjukkan dedikasi kuat dari OJK dan BEI dalam melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat dalam pasar modal Indonesia.