Pasar
Harga Minyak Dunia Terjun Akibat Ketegangan Dagang dan Kekhawatiran Pasokan
2025-04-25

Pada perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat atau Jumat pagi di Indonesia (25/4/2025), harga minyak dunia mengalami pelemahan signifikan. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terkait eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang semakin memanas. Meskipun pada penutupan harian harga minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) menunjukkan kenaikan tipis, secara mingguan kedua kontrak tersebut mencatat kerugian besar, dengan WTI mencatat pekan terburuk sejak awal April.

Hubungan dagang antara AS dan China menjadi sorotan utama investor global. Presiden Donald Trump menyatakan bahwa negosiasi dagang masih berlangsung, meskipun pihak Beijing sebelumnya menyangkal adanya diskusi lebih lanjut. Situasi ini meningkatkan ketidakpastian di pasar, mengkhawatirkan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi. Selain itu, rencana tarif resiprokal dari Washington menambah tensi antara kedua mitra dagang utama dunia.

Berita buruk tidak hanya berasal dari sisi permintaan tetapi juga dari pasokan. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) dilaporkan tengah menghadapi masalah kepatuhan produksi dengan Kazakhstan, sementara beberapa anggota lainnya melaporkan peningkatan output yang signifikan. Kondisi ini menambah kekhawatiran akan munculnya kelebihan pasokan minyak global.

Sementara itu, struktur pasar menunjukkan indikator yang berbeda-beda. Selisih harga jangka pendek antara kontrak Brent dan WTI saat ini melebar dalam bentuk backwardation, yang menunjukkan bahwa pasokan fisik di pasar spot masih relatif terbatas. Hal ini memberikan sedikit dukungan kepada harga minyak, meskipun tekanan dari faktor-faktor lain tetap ada.

Ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia telah menciptakan situasi yang sangat dinamis di pasar komoditas. Investor terus memantau perkembangan terbaru untuk mendapatkan sinyal apakah kondisi akan membaik atau malah memburuk. Di sisi lain, tantangan suplai dari OPEC+ juga menjadi fokus perhatian karena dapat memengaruhi stabilitas harga minyak di masa depan.

Secara keseluruhan, harga minyak dunia saat ini berada dalam fase ketidakpastian yang tinggi. Kekhawatiran tentang perang dagang dan potensi kelebihan pasokan minyak global menjadi ancaman serius bagi pemulihan ekonomi. Para pelaku pasar harus tetap waspada terhadap setiap perkembangan yang dapat mempengaruhi arah harga minyak di masa mendatang.

more stories
See more