Hubungan tegang antara India dan Pakistan kembali mencuat akibat pertempuran lintas batas di wilayah Kashmir. Konflik terbaru ini berakar dari serangan kelompok bersenjata yang menargetkan turis Hindu pada awal bulan lalu, menyebabkan korban jiwa signifikan. Menurut laporan pihak berwenang, India melancarkan serangan ke sembilan lokasi di wilayah yang dikuasai Pakistan, mengklaim ratusan korban jiwa meskipun angka resmi bervariasi.

Pakistan membalas dengan menyerang wilayah yang dikendalikan India di Kashmir, menciptakan situasi saling tuduh antara kedua negara. Ketegangan meningkat setelah New Delhi menuduh Pakistan sebagai dalang serangan teror, sementara Islamabad membantah segala keterlibatan. Situasi ini memicu ketakutan akan eskalasi besar-besaran, termasuk kemungkinan penggunaan senjata nuklir, mengingat sejarah panjang persenjataan mereka.

Sejak awal abad ke-20, India dan Pakistan telah mengembangkan kapabilitas nuklir masing-masing. Program India dimulai dengan dukungan teknologi dari negara-negara Barat, namun lambat laun berkembang menjadi proyek rahasia untuk memproduksi plutonium. Sejarah ini menunjukkan bahwa meskipun awalnya program tersebut dirancang untuk tujuan damai, evolusi politik dan keamanan mempercepat transformasi menuju pembentukan senjata pemusnah massal.

Situasi saat ini menyoroti pentingnya diplomasi dan dialog internasional dalam menjaga stabilitas global. Daripada membiarkan siklus kekerasan terus berlanjut, kedua negara harus fokus pada solusi damai yang melibatkan mediasi pihak ketiga. Dunia perlu mendukung upaya penyelesaian konflik secara konstruktif, menghindari potensi bencana yang dapat mengancam jutaan nyawa serta kestabilan regional dan global.