Masyarakat Indonesia semakin banyak yang memanfaatkan perbankan mobile (m-banking) untuk berbagai transaksi finansial. Meski memberikan kemudahan, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman kejahatan online yang bisa menyerang melalui platform ini. Modus penipuan seperti pencurian data pribadi, phishing, dan impersonation seringkali menjadi taktik utama para pelaku kejahatan. Dalam upaya mengatasi masalah ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerima ribuan pengaduan sepanjang tahun 2024. Masyarakat juga diberikan tips untuk melindungi diri dari kejahatan digital banking.
Penyalahgunaan m-banking telah menjadi isu serius di Indonesia. Berbagai modus penipuan telah diketahui, mulai dari pencurian data hingga peniruan lembaga resmi. Pelaku biasanya akan berpura-pura menjadi perusahaan investasi atau entitas keuangan lainnya agar dapat mencuri uang korbannya. Menurut laporan, lebih dari 340 link penipuan telah ditemukan di berbagai platform, termasuk Telegram, WhatsApp, website, dan media sosial. Ini menunjukkan betapa luasnya jaringan penipuan yang ada.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya peran aktif pelaku usaha jasa keuangan dalam melaporkan kasus-kasus tersebut. "Jangan menunggu sampai ada korban," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner November 2024. OJK sendiri terus menerima pengaduan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK). Sejak awal tahun hingga November 2024, setidaknya 31.009 aduan telah dilaporkan, dengan mayoritas berasal dari sektor perbankan dan fintech.
Untuk menghindari menjadi korban kejahatan digital banking, masyarakat disarankan untuk tidak memberitahukan kode akses atau PIN kepada siapapun. Selalu periksa transaksi secara teliti sebelum melakukan konfirmasi dan tunggu beberapa saat hingga menerima respon balik. Setiap notifikasi transaksi harus diperiksa dengan cermat, dan jika ada transaksi mencurigakan, segera hubungi bank. Selain itu, berhati-hatilah dengan aplikasi spam atau malware di internet dan hindari melakukan transaksi di tempat umum. Pastikan juga untuk melakukan logout setelah selesai bertransaksi dan hapus semua data pribadi ketika berganti ponsel.
Dengan meningkatkan kesadaran dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, masyarakat dapat melindungi diri dari ancaman kejahatan digital banking. Kerjasama antara regulator, institusi keuangan, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa transaksi m-banking tetap aman dan terpercaya.