Pertengkaran militer antara dua negara tetangga di Asia Selatan telah memicu respons internasional yang mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri. Operasi Sindoor, diluncurkan oleh India terhadap Pakistan, menciptakan situasi ketegangan baru di wilayah ini. Para pemimpin dunia mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang potensi eskalasi konflik menjadi perang besar yang melibatkan senjata nuklir.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Prancis menyoroti pentingnya perdamaian regional. Presiden AS Donald Trump menyebut situasi ini sebagai sesuatu yang "memalukan" dan berharap konflik akan segera berakhir. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menekankan perlunya menjaga keselamatan warga sipil serta menghindari tindakan provokatif lebih lanjut. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Jepang, yang meminta India dan Pakistan menggunakan jalur diplomasi untuk meredakan ketegangan.

Selain itu, negara-negara lain seperti Turki dan Rusia turut memberikan tanggapan. Kementerian Luar Negeri Turki dengan tegas mengecam serangan India, menyebutnya sebagai langkah provokatif yang dapat membuka pintu bagi konflik besar. Di sisi lain, Rusia menyerukan penahanan diri dari kedua belah pihak dan menegaskan kembali sikapnya yang menentang segala bentuk terorisme. Dalam konteks yang sama, Israel mendukung hak India untuk bertindak defensif, meskipun tetap menekankan pentingnya dialog damai.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa kerjasama internasional sangat diperlukan dalam mengatasi konflik lintas batas. Dengan adanya dukungan dari berbagai negara, harapan akan perdamaian dan stabilitas di Asia Selatan semakin kuat. Melalui pendekatan diplomasi dan pengendalian diri, masa depan harmonis antara India dan Pakistan dapat terwujud tanpa mengorbankan keamanan global.