Seorang pria berinisial A ditangkap oleh kepolisian atas kasus penganiayaan terhadap mantan pacarnya, SR (45). Insiden ini berujung pada pemutusan tangan korban akibat serangan menggunakan golok. Kejadian tersebut terjadi di wilayah Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan motif diduga berkaitan dengan hubungan asmara dan masalah pekerjaan. Penangkapan dilakukan setelah pelaku melarikan diri dari lokasi kejadian.
Dalam sebuah pagi di kawasan yang dikelilingi suasana tenang, muncul tragedi yang menggemparkan warga Kampung Rawajulang, Desa Mekarwangi. Pada hari Selasa sekitar pukul 10.20 WIB, seorang wanita bernama SR sedang beristirahat di kontrakannya ketika sang mantan kekasih mendadak mengetuk pintu rumahnya. Tak disangka, kunjungan itu berubah menjadi aksi kekerasan brutal. Saat SR membuka pintu, pelaku langsung masuk dan tanpa ampun menebas tubuhnya dengan golok.
Korban tidak hanya sendiri saat insiden itu berlangsung. Adiknya yang sedang memasak pun ikut menjadi sasaran dalam serangan tak terduga ini. AG, yang juga bawahan SR di tempat kerja, melukai kedua korban sebelum melarikan diri bersama senjata tajam. Kondisi SR sangat parah; ia menderita luka robek di leher, pundak, serta tangan kirinya yang putus akibat serangan ganas tersebut. Adiknya pun mengalami cedera di bagian tangan.
Selang beberapa jam kemudian, tepatnya pada malam harinya, tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap pelaku di Kampung Ciketing, Kota Bekasi. Operasi penangkapan ini dilaksanakan di tengah kegelapan malam pada pukul 18.00 WIB. Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menyampaikan bahwa motif utama tindakan kekerasan ini adalah campuran emosi pribadi dan ketegangan dalam lingkungan kerja.
Menurut penyelidikan lebih lanjut, pelaku merasa sakit hati karena SR, sebagai atasan di perusahaan mereka, mempersulit urusan pekerjaannya. Faktor ini menjadi pemicu amarah yang meledak-ledak hingga berujung pada tindakan sadis tersebut.
Peristiwa ini mencuri perhatian publik, terutama karena tingkat kebrutalan yang ditunjukkan pelaku.
Berita ini mengingatkan kita tentang pentingnya manajemen emosi dan komunikasi yang efektif dalam menjaga hubungan baik, baik itu di ranah pribadi maupun profesional. Dengan meningkatnya kasus kekerasan berbasis emosional seperti ini, ada perlunya kesadaran kolektif untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat berakhir tragis. Keberanian korban melapor dan langkah cepat aparat keamanan dalam menangani situasi seperti ini juga patut diapresiasi demi menjaga keamanan masyarakat secara keseluruhan.