Pasar
Kenaikan NPF Multifinance: Tantangan Ekonomi dan Dampaknya
2025-04-14

Peningkatan rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) di sektor multifinance mencapai angka 2,87% secara tahunan hingga bulan Februari 2025. Kondisi ini disebabkan oleh tantangan ekonomi yang berat, termasuk pelemahan daya beli masyarakat. Selain itu, penurunan penjualan ritel kendaraan bermotor selama periode Ramadan dan Lebaran mencatatkan penurunan sebesar 10%, menunjukkan pengaruh signifikan terhadap industri pembiayaan. Berdasarkan laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), situasi ini menjadi sorotan utama dalam diskusi antara pihak industri dan media.

Situasi Peningkatan NPF di Sektor Multifinance

Dalam masa yang penuh ketidakpastian ekonomi, para pelaku industri mulai merasakan dampak negatif dari meningkatnya kredit macet. Data terbaru menunjukkan bahwa rasio NPF perusahaan multifinance naik ke level 2,87%. Menurut Ristiawan Suherman, Ketua Bidang Hubungan Pemerintah II Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), kondisi ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perlambatan ekonomi nasional serta menurunnya daya beli konsumen. Salah satu contoh konkret adalah penurunan signifikan pada penjualan otomotif ritel selama bulan suci Ramadan dan Lebaran, yang biasanya merupakan momen puncak aktivitas jual-beli kendaraan.

Pada Senin, 14 April 2025, diskusi mendalam mengenai isu ini dilakukan melalui program Power Lunch di CNBC Indonesia. Dialog antara Anneke Wijaya dan Ristiawan Suherman membahas lebih lanjut tentang bagaimana tantangan ini dapat mempengaruhi stabilitas bisnis multifinance ke depannya.

Di tengah suasana yang dinamis ini, perusahaan-perusahaan multifinance harus beradaptasi dengan cepat untuk menjaga kelangsungan operasional mereka.

Dari perspektif jurnalis maupun pembaca, situasi ini memberikan gambaran bahwa sektor multifinance sedang menghadapi ujian serius akibat ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Penting bagi perusahaan untuk terus memperbaiki strategi risiko guna mengantisipasi potensi peningkatan kredit bermasalah di masa mendatang. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki peran penting dalam menciptakan kondisi ekonomi yang lebih kondusif agar daya beli masyarakat bisa pulih secara bertahap.

more stories
See more