PT PP Properti Tbk., anak perusahaan BUMN, mencatat kerugian yang cukup besar sepanjang tahun 2024. Perusahaan ini mengalami penurunan laba bersih hingga 14,88% dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan properti juga mengalami kemerosotan yang signifikan, terutama dalam penjualan tanah dan aset real estat lainnya. Meskipun demikian, ada beberapa sektor seperti penjualan apartemen dan rumah yang menunjukkan pertumbuhan positif. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang laporan keuangan PT PP Properti Tbk. dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya.
Pada akhir tahun 2024, PT PP Properti Tbk. mencatat kerugian sebesar Rp1,08 triliun, turun dari kerugian sebesar Rp1,27 triliun pada tahun 2023. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk penurunan drastis dalam penjualan tanah yang mencapai 53,38% secara tahunan. Ini berarti bahwa penjualan tanah yang tadinya mencapai Rp564,57 miliar pada tahun 2023 menjadi nihil di tahun 2024. Namun, penjualan apartemen dan rumah mengalami peningkatan, dengan apartemen naik 16,76% menjadi Rp345,72 miliar dan penjualan rumah melonjak hingga 292,76% menjadi Rp34,40 miliar.
Beban pokok penjualan juga mengalami penurunan sebesar 53,30%, mencapai Rp434,45 miliar. Meski demikian, beban operasional perusahaan justru meningkat sebesar 50,61%, mencapai Rp84,63 miliar. Selain itu, beban pemulihan meningkat tajam dari Rp3,16 miliar menjadi Rp51,68 miliar. Pendapatan lain-lain yang sebelumnya mencapai Rp97,32 miliar berubah menjadi beban lain-lain sebesar Rp13,47 miliar pada tahun 2024. Likuiditas dan ekuitas perusahaan juga mengalami penurunan, dengan likuiditas turun menjadi Rp16,04 triliun dan ekuitas menjadi Rp2,19 triliun. Total aset perusahaan pun turun menjadi Rp18,24 triliun.
Situasi keuangan PT PP Properti Tbk. pada tahun 2024 menunjukkan adanya tantangan yang cukup berat. Meski beberapa sektor seperti penjualan apartemen dan rumah mengalami pertumbuhan, namun penurunan penjualan tanah dan beban operasional yang meningkat tetap menjadi pemicu utama kerugian perusahaan. Kondisi ini menunjukkan perlunya strategi baru untuk meningkatkan kinerja dan memperbaiki situasi finansial perusahaan.