Berita
Kritik Pedas Tim Bradley terhadap Petinju Muda dalam Pertandingan Fatal Fury
2025-05-05

Dalam ajang tinju Fatal Fury yang diadakan di Times Square, New York, akhir pekan lalu, legenda tinju dunia Tim Bradley mengecam penampilan buruk dari tiga petinju muda: Devin Haney, Ryan Garcia, dan Teofimo Lopez. Menurutnya, mereka gagal menunjukkan semangat atau hasrat untuk bertarung setelah mendapatkan bayaran besar dari promotor Turki Alalshikh. Bradley menyebut bahwa para petarung ini tampak seperti "manja" karena hanya fokus pada uang daripada prestasi. Komentarnya mencuat setelah pertandingan yang dinilai membosankan, khususnya performa Haney melawan Jose Ramirez dan Garcia yang dikalahkan oleh Rolando Romero.

Penampilan Buruk Dalam Sorotan Publik

Pada malam Jumat yang berkesan di Times Square, atmosfer penuh antisipasi berubah menjadi kekecewaan saat Devin Haney, Ryan Garcia, dan Teofimo Lopez menghadirkan performa yang kurang memuaskan. Dalam sebuah analisis tajam yang disampaikan kepada Fight Hub TV, mantan juara dunia Tim Bradley menyatakan bahwa ia merasa frustrasi dengan ketidakprofesionalan yang ditunjukkan para petinju tersebut. Dalam pertarungan pendukung utama, Haney (32-0, 15 KO) tampak menghindar dari tekanan lawannya, Jose Ramirez, dengan cara berlari keliling ring sepanjang 12 ronde. Bradley bahkan menyamakan gaya tersebut dengan pelari sprint Usain Bolt.

Ryan Garcia juga tidak luput dari kritik setelah ia dikalahkan secara teknis oleh Rolando Romero di ronde kedua. Menurut Bradley, Garcia tidak menunjukkan sedikit pun dorongan atau tekad untuk melawan. Ia menyebut bahwa Garcia lebih tertarik pada popularitas media sosial dan kesempatan menghasilkan uang cepat dibandingkan membangun karier sebagai petarung profesional. Selain itu, Garcia dipandang tidak siap menghadapi petarung elit seperti Gervonta Davis pada tahun sebelumnya.

Teofimo Lopez, meskipun tidak diperiksa secara langsung dalam pertarungan, ikut disebut sebagai bagian dari tren negatif ini. Bradley menyoroti bahwa semua petarung tersebut dimanjakan dengan penghasilan tinggi tanpa perlu memberikan performa maksimal. Dengan kata lain, para atlet ini telah kehilangan elemen dasar dalam olahraga tinju—yaitu semangat, gairah, dan hasrat untuk berkembang.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, kritik Tim Bradley memberikan pembelajaran berharga bagi dunia tinju modern. Fenomena ini menunjukkan bahwa uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah kompetisi. Bagi para petarung muda, penting untuk tetap menjaga integritas dan dedikasi terhadap seni bela diri ini. Tanpa adanya semangat serta tekad, tinju bisa kehilangan daya tariknya bagi penggemar di seluruh dunia. Harapannya, para atlet akan kembali kepada nilai-nilai inti olahraga ini dan menawarkan pertandingan-pertandingan yang benar-benar layak disaksikan.

more stories
See more