Berita
Pelanggaran Pertahanan Israel: Rudal Houthi Tembus Empat Lapis Sistem Perlindungan
2025-05-05

Pada hari Minggu, sebuah rudal balistik milik kelompok Houthi di Yaman berhasil menyerang area dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Peristiwa ini menjadi sorotan global karena rudal tersebut berhasil menembus empat sistem pertahanan udara canggih yang dioperasikan oleh Israel, termasuk Iron Dome, David’s Sling, Arrow, dan THAAD dari Amerika Serikat. Keberhasilan serangan ini mengundang banyak pertanyaan terkait efektivitas sistem pertahanan berlapis yang selama ini diandalkan oleh Israel. Selain kerusakan material, insiden ini juga melukai enam orang.

Insiden ini terjadi ketika rudal balistik milik Houthi ditembakkan dari jarak sekitar 2.150 km, melewati berbagai batasan geografis hingga akhirnya mendarat hanya 350 meter dari terminal penumpang bandara. Menurut konfirmasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), upaya untuk mencegat rudal gagal meskipun telah dilakukan beberapa kali. Dampak ledakan meninggalkan kawah dengan diameter 25 meter di area akses utama bandara.

Sistem Iron Dome, yang dirancang khusus untuk menangani ancaman roket atau rudal jarak pendek, tampaknya tidak efektif dalam menghadapi misil jarak jauh seperti yang digunakan oleh Houthi. Namun, kegagalan sistem lainnya seperti David’s Sling dan Arrow menimbulkan spekulasi bahwa ada kelemahan teknis atau strategis yang perlu dievaluasi lebih lanjut.

Kegagalan besar ini mencerminkan potensi celah dalam arsitektur pertahanan udara Israel. Para analis militer internasional mulai mempertanyakan apakah kombinasi sistem pertahanan yang digunakan saat ini masih cukup kuat untuk melawan ancaman modern. Terlebih lagi, kemampuan rudal Houthi untuk menembus lapisan pertahanan ini menunjukkan adanya perkembangan signifikan dalam teknologi senjata milik kelompok tersebut.

Berita ini menyoroti pentingnya evaluasi ulang sistem pertahanan udara Israel. Kegagalan besar terhadap serangan rudal Houthi menunjukkan bahwa bahkan sistem pertahanan paling canggih pun bisa memiliki kekurangan. Dengan meningkatnya kompleksitas ancaman militer di wilayah tersebut, Israel harus mempertimbangkan pembaruan teknologi atau strategi pertahanan mereka untuk menghindari insiden serupa di masa mendatang. Ancaman ini juga menegaskan perlunya kolaborasi internasional untuk mengatasi tantangan keamanan berskala besar.

more stories
See more