Pasar
Pasar Asia Menguat Seiring Harapan Pembicaraan Dagang China-AS
2025-05-02
Jakarta — Gerakan positif di pasar saham Asia-Pasifik tercatat setelah pemerintah Tiongkok menyatakan kemungkinan untuk mengadakan pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Situasi ini turut didukung oleh optimisme dari Wall Street yang menunjukkan peningkatan berkat perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
HARAPAN BARU: PASAR SAHAM ASIA BERGERAK STABIL DENGAN OPTIMISME GLOBAL
Peningkatan Pasar Saham Asia
Pada hari perdagangan tersebut, bursa saham di wilayah Asia menunjukkan tren positif. Indeks utama Australia, S&P/ASX 200, melonjak sebesar 0,5%. Di Jepang, indeks Nikkei 225 mencatat kenaikan signifikan hingga 1,24%, sementara indeks Topix lebih luas juga menguat sebesar 0,67% pada awal sesi. Dinamika ini mencerminkan sentimen investor yang semakin percaya diri dalam kondisi ekonomi global saat ini. Selain itu, pertumbuhan pasar saham di Korea Selatan juga terlihat meskipun indeks Kospi bergerak datar. Namun, indeks Kosdaq yang berfokus pada perusahaan berkapitalisasi kecil berhasil naik sebesar 0,60%. Fenomena ini menunjukkan bahwa minat investor masih besar, terutama pada sektor-sektor yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Performa Hang Seng Hong Kong dan Libur Pasar Tiongkok
Di Hong Kong, Indeks Hang Seng tertahan di level 21.935, melemah dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 22.119,41 pada hari Rabu. Penyebabnya adalah ketidakpastian yang masih mengitarinya, meskipun ada harapan akan adanya dialog dagang antara Tiongkok dan AS. Sementara itu, pasar saham Tiongkok tutup karena libur umum Hari Buruh pada tanggal 1 Mei 2025. Meski demikian, para analis tetap memperkirakan bahwa aktivitas perdagangan akan kembali meningkat setelah masa libur ini, terutama jika negosiasi dagang berjalan lancar. Hal ini menjadi salah satu faktor penting bagi stabilitas pasar keuangan global. Dampak Laporan Laba Perusahaan Teknologi AS
Di Amerika Serikat, laporan laba dari dua raksasa teknologi, Apple dan Amazon, memberikan dampak signifikan terhadap pasar. Saham Apple anjlok lebih dari 4% setelah pendapatan divisi layanan mereka tidak memenuhi ekspektasi Wall Street pada kuartal fiskal kedua. Sementara itu, saham Amazon juga turun lebih dari 2% walaupun hasil kuartal pertama mereka lebih baik dari perkiraan. Kendala utama bagi Amazon adalah panduan lemah yang dikeluarkan untuk periode mendatang akibat ketidakpastian terkait tarif besar-besaran dari Presiden AS Donald Trump. Namun, perusahaan lain seperti Meta Platforms dan Microsoft berhasil meredakan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi makro dengan inovasi dalam bidang kecerdasan buatan. Fokus mereka pada pengembangan teknologi canggih membantu menjaga keyakinan investor di tengah ketidakpastian global. Kinerja Indeks Utama di Wall Street
Dow Jones Industrial Average menunjukkan kenaikan sebesar 83,60 poin atau 0,21%, ditutup pada level 40.752,96. S&P 500 naik 0,63% dan ditutup pada level 5.604,14, sedikit di bawah level sebelum pengumuman tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump pada awal April. Nasdaq Composite juga menguat sebesar 1,52%, ditutup pada level 17.710,74, sehingga menghapus penurunan yang dialami sejak 2 April. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor mulai melihat peluang baru di tengah tantangan global. Dengan adanya prospek pembicaraan dagang antara Tiongkok dan AS serta perkembangan teknologi yang pesat, pasar saham diprediksi akan terus menunjukkan performa positif di masa mendatang.