Pasar
Pelemahan Rupiah Mengikuti Risalah The Fed dan Menjelang Publikasi Data Ekonomi Indonesia
2025-02-20

Pada hari Kamis, 20 Februari 2025, mata uang rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Pergerakan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk risalah terbaru dari Federal Reserve (The Fed) dan penantian hasil Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang akan dirilis oleh Bank Indonesia. Meskipun indeks dolar AS sedikit turun, sentimen pasar tetap waspada terhadap dampak eksternal dan domestik. Pelemahan rupiah mencerminkan ketidakpastian ekonomi global dan lokal, serta kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank-bank sentral.

Detail Perkembangan Mata Uang Rupiah

Pada pagi hari di Jakarta, mata uang rupiah membuka perdagangan dengan posisi stagnan di angka Rp16.330 per dolar AS. Namun, tak lama setelah perdagangan dimulai, nilai tukar rupiah turun menjadi Rp16.355 per dolar AS. Indeks dolar AS sendiri mengalami penurunan tipis sebesar 0,03% pada pukul 08:57 WIB, berada di level 107,15, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi sebelumnya.

Sentimen pasar hari itu dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dirilis semalam menunjukkan bahwa The Fed sepakat untuk memastikan inflasi menurun lebih cepat sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut. Anggota FOMC juga mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS, yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut. Suku bunga AS tetap dipertahankan di kisaran 4,25-4,50% setelah tiga kali pemangkasan berturut-turut.

Kedua, dari sisi domestik, Bank Indonesia berencana merilis data transaksi berjalan dan NPI untuk kuartal IV-2024. Jika transaksi berjalan menunjukkan defisit, hal ini bisa menjadi sentimen negatif bagi mata uang rupiah, yang sudah mengalami tekanan dari kondisi ekonomi global.

Dengan demikian, pergerakan rupiah hari itu mencerminkan respons pasar terhadap dinamika kebijakan moneter global dan ekspektasi terhadap data ekonomi domestik yang akan datang.

Berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana kebijakan moneter internasional dan kondisi ekonomi domestik saling mempengaruhi pergerakan mata uang. Sebagai pembaca, kita dapat memahami pentingnya memperhatikan perkembangan global dan lokal untuk mengantisipasi fluktuasi mata uang. Ini juga menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap informasi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank-bank sentral.

more stories
See more