Penerapan teknologi AI oleh Meta menandai era baru dalam pengelolaan platform media sosial. Solusi ini ditujukan untuk menjaga integritas pengguna serta memberikan perlindungan tambahan kepada kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja.
Meta telah memulai uji coba fitur AI pada skala kecil sebelum akhirnya merilisnya secara luas. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk memastikan bahwa setiap pengguna dapat menikmati pengalaman online secara aman tanpa rasa takut akan risiko eksposur konten dewasa atau interaksi berbahaya.
Sistem ini menggunakan analisis perilaku pengguna dan data aktivitas untuk membuat prediksi apakah seseorang termasuk kategori remaja atau dewasa. Algoritma canggih tersebut memeriksa pola interaksi, jenis konten yang disukai, serta frekuensi penggunaan aplikasi. Hasil dari analisis ini kemudian digunakan untuk menyesuaikan pengaturan privasi secara otomatis.
Jika AI mendeteksi adanya indikasi pengguna di bawah umur, akun tersebut secara otomatis akan dialihkan ke mode "Akun Meta Teen". Mode ini dirancang khusus untuk membatasi interaksi antar-pengguna, memblokir akses ke konten dewasa, serta menonaktifkan fitur live streaming yang sering kali dipertanyakan keamanannya.
Terdapat beberapa batasan signifikan dalam mode ini, misalnya pengguna tidak dapat berkomunikasi langsung dengan orang asing, hanya diperbolehkan berinteraksi dengan teman yang sudah diverifikasi, dan tidak bisa bergabung dalam grup tertentu yang dianggap berisiko tinggi. Langkah ini diambil guna menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi pengguna remaja.
Meskipun sistem AI Meta sangat canggih, perusahaan menyadari bahwa pengawasan orang tua tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga keselamatan anak di dunia maya. Oleh karena itu, Meta juga menyediakan panduan edukatif bagi para wali untuk membantu mereka memantau aktivitas anak secara efektif.
Dalam praktiknya, banyak orang tua yang kesulitan memahami cara kerja algoritma media sosial maupun pentingnya pengaturan privasi. Melalui kolaborasi dengan organisasi nirlaba dan pakar teknologi, Meta berupaya memberikan informasi yang mudah dimengerti sehingga orang tua dapat lebih aktif terlibat dalam proses pengawasan.
Sebagai sistem berbasis AI, ada kemungkinan kesalahan identifikasi terjadi, baik itu salah mengklasifikasikan pengguna dewasa sebagai anak-anak atau sebaliknya. Untuk mengatasi hal ini, Meta menyediakan mekanisme pengajuan banding yang dapat dilakukan oleh pengguna yang merasa dirugikan oleh sistem.
Proses banding ini cukup sederhana dan transparan. Pengguna hanya perlu mengisi formulir elektronik yang tersedia di pengaturan akun mereka. Setelah itu, tim verifikasi Meta akan meninjau ulang kasus tersebut dan memberikan keputusan akhir dalam waktu maksimal 48 jam. Dengan demikian, Meta berusaha meminimalkan dampak negatif dari potensi kesalahan identifikasi.