Perbankan syariah di Indonesia tengah berkembang pesat, dengan dukungan dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang mengadakan BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025. Tema utama acara ini adalah "Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth". Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani menekankan pentingnya meningkatkan peran ekonomi syariah dalam konsumsi domestik serta memperluas inklusi keuangan. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan bahwa inovasi sangat krusial untuk menjembatani kesenjangan antara penawaran dan permintaan di sektor keuangan syariah.
Selain itu, Plt Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menyebutkan bahwa rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2025-2045 telah mencantumkan ekonomi syariah sebagai pilar utama untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Acara ini juga meluncurkan Muslim Consumption Index (MCI) dan platform digital BEWIZE by BSI guna memperkuat layanan bagi nasabah segmen wholesale serta memacu inklusi keuangan di Tanah Air.
Beragam peluang tersedia bagi perbankan syariah di Indonesia, salah satunya melalui dukungan kuat dari pemerintah dan lembaga terkait. Saat ini, pangsa pasar perbankan syariah hanya mencapai 9% dari total industri perbankan, meskipun penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam hingga 87%. Hal ini menjadi tantangan besar bagi semua pihak untuk meningkatkan penetrasi keuangan syariah di kalangan masyarakat luas.
Potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan struktur GDP yang didominasi oleh konsumsi domestik sekitar 53%-54%, kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk lebih memaksimalkan kontribusi ekonomi syariah. Menurut Rosan P. Roeslani, pengembangan ekonomi syariah bukan hanya sekadar meningkatkan pangsa pasar, tetapi juga memperkuat inklusi keuangan yang saat ini baru mencapai 12,7%. Melalui inovasi produk dan layanan, perbankan syariah dapat berperan strategis dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% pada tahun 2029. Selain itu, kerja sama bisnis yang dibangun melalui ajang seperti BSI GIFS akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
Kesuksesan perbankan syariah di masa depan sangat bergantung pada kemampuan untuk berinovasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Dalam acara BSI GIFS 2025, para pembicara internasional membahas pentingnya inovasi dalam memenuhi kebutuhan pasar modern. Inovasi tersebut mencakup pengembangan produk layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah serta pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas akses kepada masyarakat.
Plt Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menegaskan bahwa peran ekonomi dan keuangan syariah telah tertuang dalam RPJPN 2025-2045 sebagai salah satu pilar utama pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Untuk merealisasikan hal tersebut, BSI meluncurkan dua inisiatif penting yaitu Muslim Consumption Index (MCI) dan platform digital BEWIZE by BSI. MCI bertujuan untuk menangkap tren belanja masyarakat muslim di Indonesia, sementara BEWIZE dirancang untuk memperkuat layanan bagi nasabah segmen wholesale dan memacu inklusi keuangan. Dengan adanya berbagai aktivitas seperti peluncuran produk baru dan diskusi internasional, BSI GIFS 2025 diharapkan dapat meningkatkan perolehan bisnis sebesar 20% dibandingkan penyelenggaraan serupa pada tahun 2023. Kerjasama bisnis yang tercipta melalui networking di acara ini juga akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.