Pasar
Penguatan Rupiah Ditopang Penurunan Inflasi AS dan Gejolak Tarif yang Reda
2025-04-11

Kemajuan positif terlihat pada mata uang rupiah akhir pekan lalu, dengan kenaikan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dalam situasi pasar yang dinamis, perekonomian Indonesia mendapatkan dukungan dari data ekonomi AS yang melambat. Berdasarkan informasi terbaru, kurs rupiah menutup perdagangan di angka Rp16.790 per dolar AS, mengalami penguatan sebesar 0,03%. Angka ini mencerminkan tren harian yang stabil setelah penutupan sebelumnya di level Rp16.795 per dolar AS.

Data inflasi AS menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi performa rupiah minggu lalu. Indeks dolar AS (DXY) mencatatkan penurunan signifikan hingga 0,92%, berada di posisi 99,94. Penurunan tersebut dipicu oleh perlambatan tingkat inflasi tahunan di AS, yang turun ke angka 2,4% pada Maret 2025, jauh di bawah proyeksi pasar sebesar 2,6%. Selain itu, ketegangan perdagangan global juga mereda, setelah pemerintah AS memutuskan untuk menunda implementasi tarif tambahan selama 90 hari kepada sebagian besar mitra dagangnya. Keputusan ini diumumkan melalui platform X oleh Presiden Trump, menyatakan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk membuka dialog lebih lanjut dengan negara-negara mitra.

Keputusan untuk menunda tarif dagang memberikan sinyal optimisme bagi pasar global, termasuk Indonesia. Meskipun secara mingguan rupiah masih mengalami koreksi sebesar 1,42%, tren penguatan ini menunjukkan respons positif terhadap kondisi internasional yang semakin kondusif. Situasi ini menggambarkan pentingnya kerja sama antarnegara dalam menjaga stabilitas ekonomi global. Dengan langkah-langkah diplomasi yang efektif, harapannya adalah akan tercipta iklim perdagangan yang adil dan berkelanjutan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan.

more stories
See more