Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan kenaikan signifikan pada perdagangan awal pekan ini. Dengan mayoritas sektor bergerak positif, investor menyambut baik perubahan sentimen global serta rekomendasi baru dari lembaga keuangan internasional. Meskipun ada potensi penurunan akibat aksi profit-taking, beberapa faktor seperti kemajuan dalam negosiasi dagang dengan Amerika Serikat memberikan harapan positif bagi pasar modal Tanah Air.
Kinerja IHSG yang menguat menunjukkan optimisme pasar terhadap kondisi ekonomi domestik meskipun tantangan global masih menjadi fokus utama. Penguatan saham-saham di sebagian besar sektor mencerminkan respons positif terhadap pengumuman dari UBS Group yang menaikkan rekomendasi saham Indonesia menjadi 'overweight'. Selain itu, adanya peluang kesepakatan perdagangan antara Korea Selatan dan AS juga meningkatkan keyakinan investor akan stabilitas ekonomi regional.
Sentimen positif tersebut didukung oleh performa bursa Asia-Pasifik yang membaik setelah retorika tarif AS diperkirakan melunak. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik hampir satu persen, sementara Kospi Korea Selatan juga mencatatkan penguatan. Di Indonesia, meskipun sektor non-primernya mengalami koreksi kecil, sektor barang baku menunjukkan pertumbuhan pesat. Hal ini memperlihatkan bahwa pemulihan ekonomi global mulai berdampak pada aset-aset komoditas yang memiliki nilai tambah tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan untuk menggelar konferensi pers terkait hasil negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Isu utama yang dibahas mencakup rencana kenaikan tarif resiprokal sebesar 32% oleh pemerintah AS serta kritik terhadap berbagai kebijakan Indonesia, termasuk bioetanol, sertifikasi halal, dan regulasi impor-ekspor. Hasil negosiasi ini diprediksi akan memiliki dampak langsung terhadap arah IHSG dan rupiah.
Secara teknikal, IHSG saat ini sedang menguji resistance horizontal line yang ditandai pada level 6600. Meski demikian, ada potensi terjadinya aksi profit-taking karena indeks telah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Support penting yang perlu diwaspadai adalah level 6300, di mana IHSG harus membentuk pola higher low untuk keluar dari tren turun. Disamping itu, pelemahan indeks dolar AS yang mencapai lebih dari 8% sejak awal tahun menjadi angin segar bagi mata uang regional, namun rupiah justru terus melemah mendekati level terendah historisnya. Fenomena ini semakin menarik ketika UBS Group menaikkan rekomendasi saham Indonesia, yang diharapkan dapat mendorong aliran modal asing masuk ke pasar modal Tanah Air.