Dalam upaya membangun ekosistem pelayanan kesehatan yang kuat, industri rumah sakit swasta di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Menurut drg. Iing Ichsan Hanafi, Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, regulasi yang sering berubah menjadi salah satu hambatan utama. Banyak rumah sakit soliter merasa terbebani oleh perubahan-perubahan ini, sehingga mempengaruhi kinerja mereka secara signifikan. Oleh karena itu, kepastian dari pemerintah dalam hal regulasi dan insentif sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan.
Kerjasama antara rumah sakit swasta dengan instansi pemerintah juga menjadi faktor penting. Dalam beberapa tahun terakhir, asosiasi rumah sakit swasta telah bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Kesehatan untuk menangani masalah inflasi medis. Inflasi kesehatan di Indonesia mencapai 10,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi umum sebesar 3%. Transparansi dan tata kelola yang baik dinilai sebagai langkah penting untuk mengatasi masalah ini. Edukasi tentang kesehatan dan partisipasi aktif pemerintah serta perusahaan asuransi kesehatan dapat membantu masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik dan efisien.
Ekosistem pelayanan kesehatan yang solid tidak hanya bermanfaat bagi rumah sakit dan pasiennya, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya kebijakan yang stabil dan insentif yang tepat, rumah sakit swasta dapat memberikan layanan yang lebih berkualitas dan terjangkau. Selain itu, kolaborasi antara pihak-pihak terkait akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan, sehingga masyarakat dapat hidup lebih sehat dan produktif.