Pada tanggal 26 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan bank emas pertama di Indonesia. Meskipun konsep ini bukan hal baru di berbagai negara, termasuk Singapura, pembukaan bank emas ini menandai langkah penting bagi Indonesia. Negara kita dikenal kaya akan cadangan emas, namun pengelolaannya masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Dengan harapan dapat menjadi penyokong utama ekonomi nasional, bank emas ini beroperasi secara unik, melayani transaksi dalam bentuk logam mulia bukan mata uang.
Pada hari yang cerah, tepatnya 26 Februari 2025, di Jakarta, Presiden Prabowo Subianto meresmikan bank emas pertama di Indonesia. Langkah ini mengikuti jejak sejumlah negara lain yang telah lama memiliki institusi serupa. Menurut World Gold Council, meski Indonesia tercatat sebagai produsen emas terbesar ketujuh dunia dengan produksi mencapai 109,02 ton pada tahun 2019, cadangan emas di bank sentral hanya 78,57 ton, jauh tertinggal dari Singapura yang memiliki lebih dari 200 ton, meskipun tidak memiliki tambang emas.
Bank emas ini dirancang untuk melayani transaksi logam mulia, memberikan peluang baru bagi ekonomi Indonesia. Konsep bank emas bermula dari kebutuhan manusia untuk menyimpan dan memperdagangkan emas sebagai bentuk mata uang dan kekayaan. Di abad ke-17, bank-bank Eropa seperti Bank of Amsterdam (1609) dan Bank of England (1694) menjadi pelopor dalam penyimpanan dan pengelolaan emas, membentuk dasar sistem bullion banking modern. Pada abad ke-20, standar emas mapan melalui Perjanjian Bretton Woods (1944), hingga akhirnya Presiden AS Richard Nixon mengakhiri sistem tersebut pada tahun 1971.
Saat ini, industri bullion banking masih aktif dengan sekitar 15 sampai 20 bank utama yang beroperasi di seluruh dunia, termasuk JPMorgan Chase, HSBC, UBS, Scotiabank, Goldman Sachs, dan Barclays.
Dari perspektif seorang jurnalis, pembukaan bank emas ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam meningkatkan cadangan emas nasional agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. Ini adalah langkah awal yang penting, dan kita harus terus memantau perkembangannya untuk melihat dampak positifnya pada ekonomi nasional.