Pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Kamis, menunjukkan ketidakstabilan ekonomi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga mencapai level 6.458,37 dengan penurunan sebesar 2,24%. Transaksi yang tercatat mencapai Rp 6,4 triliun melibatkan lebih dari 9,5 miliar saham dalam ratusan ribu kali transaksi. Mayoritas saham mengalami penurunan, dengan hanya sedikit yang berhasil naik atau stagnan.
Banyak sektor mengalami nasib buruk, dengan sektor finansial memimpin penurunan. Sektor ini turun hampir 3%, diikuti oleh utilitas dan kesehatan. Saham bank-bank besar juga ikut andil dalam penurunan IHSG. Bank-bank utama mengalami penurunan tajam, berkontribusi signifikan terhadap penurunan indeks. Tekanan jual asing yang berlanjut selama beberapa hari terakhir menambah beban pasar, menandakan adanya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Ketidakpastian ekonomi menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar. Morgan Stanley telah menurunkan peringkat saham Indonesia karena prospek pertumbuhan ekonomi yang melemah. Laporan tersebut menyebutkan perlambatan ekonomi yang berdampak negatif pada sektor-sektor penting. Di sisi lain, isu likuiditas di sektor perbankan semakin memperburuk situasi. Data Bank Indonesia menunjukkan kontraksi dana pihak ketiga perorangan, menandakan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan dalam mencari dana murah untuk menjaga profitabilitas.
Situasi ini menggarisbawahi pentingnya stabilitas ekonomi bagi pertumbuhan jangka panjang. Meskipun ada tantangan, langkah-langkah proaktif dari otoritas moneter dan pemerintah dapat membantu meredam dampak negatif. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat bangkit kembali dan menciptakan lingkungan investasi yang lebih stabil dan menjanjikan.