Pasar
Indeks Saham Indonesia Mengalami Penurunan Signifikan
2025-02-27

Pada hari Kamis, 27 Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta mengalami penurunan yang cukup signifikan. IHSG dibuka dengan koreksi sebesar 0,32% ke level 6.581,3 dan terus menurun hingga mencapai 1,48% pada pukul 11.30 WIB, berakhir di angka 6.508,39. Transaksi pagi ini mencapai Rp5,36 triliun melibatkan lebih dari 8 miliar saham dalam hampir 576 ribu kali transaksi. Meskipun ada beberapa sektor yang berhasil bertahan, seperti industri, tekanan jual asing masih menjadi faktor utama penurunan ini.

Sektor industri menjadi salah satu penyangga utama untuk mencegah anjloknya IHSG secara drastis, dengan kenaikan 0,35%. Namun, sektor finansial menjadi penekan terbesar, disusul oleh sektor konsumer primer dan kesehatan. Dalam hal saham individual, BBRI, BMRI, dan TLKM menjadi penyumbang utama penurunan indeks dengan kontribusi masing-masing 26,13, -16,99, dan -9,26 indeks poin. Aksi jual asing yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut juga menambah beban pasar, mencatatkan net sell asing hingga Rp3,47 triliun.

Berbagai sentimen negatif mempengaruhi pasar, termasuk keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham Indonesia dari equal-weight menjadi underweight. Keputusan ini didasarkan pada prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang melemah serta meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas sektor siklikal. Selain itu, peluncuran layanan bullion bank oleh PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. memberikan sedikit optimisme kepada investor lokal. Layanan ini mencakup simpanan, pembiayaan, perdagangan, serta penitipan emas, bertujuan untuk mengoptimalkan cadangan emas nasional.

Meski mengalami tekanan, CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani tetap optimistis bahwa IHSG akan pulih setelah masa sulit ini. Menurutnya, fundamental emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya BUMN dan sektor perbankan, masih kuat dan memiliki prospek yang baik. Rosan juga menegaskan bahwa Danantara tidak kebal hukum di Indonesia, menjawab kekhawatiran masyarakat tentang dugaan ketidakmampuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa institusi tersebut.

Menyikapi situasi ini, investor perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pasar ke depannya. Sentimen positif dari peluncuran layanan bullion bank dan optimisme dari BPI memberikan harapan bahwa pasar akan segera pulih meski masih menghadapi tantangan dalam jangka pendek.

more stories
See more