Pada hari Kamis, bursa saham di Jakarta mengalami penurunan tajam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga 2,24%, mencapai level 6.458. Selain itu, nilai tukar rupiah juga melemah sebesar 0,46% menjadi Rp16.440 per dolar AS. Situasi ini menunjukkan ketidakstabilan ekonomi yang signifikan pada sesi perdagangan pertama tersebut.

Detail Penurunan Pasar Modal dan Nilai Tukar Rupiah

Pada hari Kamis, tepatnya tanggal 27 Februari 2025, pasar modal di ibu kota negara ini mengalami goncangan. Di akhir sesi perdagangan pertama, investor menyaksikan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 2,24%. Angka ini turun ke level 6.458, memberikan gambaran tentang ketidakpastian yang dirasakan oleh para pelaku pasar. Paralel dengan itu, mata uang nasional, rupiah, juga mengalami pelemahan. Nilai tukarnya terhadap dolar AS menurun 0,46%, mencapai posisi Rp16.440 per dolar AS. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku ekonomi dan investor.

Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya stabilitas ekonomi dalam mendukung pertumbuhan dan investasi. Fluktuasi drastis seperti ini dapat mempengaruhi kepercayaan investor dan dampaknya bisa berlanjut ke sektor lain. Oleh karena itu, pemerintah dan otoritas terkait perlu mewaspadai dan merespons cepat untuk menjaga keseimbangan ekonomi nasional.