Pasar
Penurunan Drastis Harga Minyak Dunia Ditengah Ketegangan Ekonomi Global
2025-04-30

Harga minyak dunia mencapai titik terendah dalam dua pekan pada perdagangan Rabu pagi waktu Indonesia. Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan produksi oleh aliansi OPEC+ dan sentimen negatif akibat perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi penyebab utama penurunan harga ini. Minyak mentah Brent untuk kontrak Juli 2025 ditutup di level US$64,25 per barel dengan penurunan sebesar 2,4%, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun hingga 2,6%. Secara tren, harga minyak telah menunjukkan anjlok lebih dari US$4 dalam lima hari terakhir.

Perdagangan minyak global mulai merasakan dampak dari potensi lonjakan pasokan oleh OPEC+. Beberapa anggota aliansi produsen minyak ini dikabarkan akan mendorong percepatan kenaikan produksi selama pertemuan Juni mendatang. Kazakhstan, salah satu anggota OPEC+, bahkan telah meningkatkan ekspor minyaknya sebesar 7% secara tahunan pada kuartal pertama 2025 melalui jalur pipa Caspian. Di sisi lain, ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin memperburuk situasi pasar, dengan mayoritas ekonom memprediksi resesi global bisa terjadi tahun ini.

Situasi tersebut juga berdampak pada sektor korporasi global. UPS mengumumkan rencana pemangkasan tenaga kerja sebanyak 20.000 pekerja, sementara General Motors menarik proyeksi kinerjanya karena ketidakpastian kebijakan perdagangan. Para pelaku pasar kini menunggu data cadangan minyak AS dari API dan EIA. Jika prediksi kenaikan stok sebesar 500.000 barel terwujud, ini akan menjadi kenaikan kelima secara berturut-turut.

Ketegangan global yang semakin meningkat membuat harga minyak menjadi indikator penting kondisi ekonomi dunia. Dengan adanya spekulasi kenaikan produksi oleh OPEC+ serta tekanan dari ketidakpastian perdagangan internasional, pasar sedang bersiap menghadapi tantangan besar. Pergerakan harga minyak ke depannya akan sangat bergantung pada hasil pertemuan OPEC+ dan perkembangan terkait perang dagang antara AS dan China.

more stories
See more