Dalam kuartal pertama tahun 2025, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat penurunan laba bersih hingga 50,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penyebab utama penurunan ini adalah adanya pelemahan harga batu bara internasional. Meskipun demikian, kondisi keuangan perusahaan tetap sehat dan terjaga dengan baik. Selain itu, penurunan harga batu bara global dipengaruhi oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada permintaan pasar.
Di samping performa finansial, PTBA berhasil menunjukkan kinerja operasional yang positif dengan meningkatnya volume penjualan dan angkutan batu bara secara signifikan. Target produksi, penjualan, serta angkutan untuk tahun 2025 juga telah ditetapkan oleh manajemen guna memperkuat posisi perusahaan di masa mendatang.
Walaupun mengalami penurunan laba bersih sebesar Rp 391,48 miliar pada kuartal pertama 2025, PT Bukit Asam menegaskan bahwa kondisi keuangan perusahaan masih dalam kondisi stabil. Direktur Utama PTBA menyatakan bahwa situasi ini tidak akan berdampak negatif terhadap stabilitas operasional maupun struktur keuangannya. Faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas menjadi penyebab utama penurunan tersebut.
Penurunan harga batu bara internasional merupakan tantangan besar bagi industri tambang di Indonesia. Arsal menjelaskan bahwa harga jual internasional sulit dikontrol oleh perusahaan karena dipengaruhi oleh dinamika global. Salah satu faktor utama adalah tarif perdagangan AS-China yang berdampak langsung pada permintaan batu bara dunia. Dengan adanya surplus supply dan penurunan demand, harga batu bara pun ikut anjlok. Namun, PTBA optimistis bahwa kondisi ini tidak akan merusak fondasi keuangan perusahaan. Pendapatan triwulan pertama sebesar Rp 9,96 triliun dan EBITDA senilai Rp 1,05 triliun menjadi bukti kuat dari ketahanan perusahaan di tengah tekanan eksternal.
Di sisi lain, PT Bukit Asam berhasil menunjukkan performa operasional yang mengesankan meskipun menghadapi tekanan harga. Volume penjualan total pada triwulan pertama 2025 mencapai 10,28 juta ton, naik 7% secara tahunan. Sementara itu, realisasi angkutan batu bara juga meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tingginya kinerja operasional ini didukung oleh peningkatan volume penjualan baik di pasar domestik maupun internasional. Penjualan ekspor naik signifikan sebesar 34% secara tahunan, mencapai 5,09 juta ton. Adapun penjualan domestik mencapai 5,19 juta ton. Untuk mempertahankan momentum positif ini, PTBA menetapkan target produksi sebesar 50,05 juta ton, penjualan 50,09 juta ton, serta angkutan 43,25 juta ton selama tahun 2025. Langkah-langkah strategis ini bertujuan untuk menjaga daya saing perusahaan di pasar global sekaligus memenuhi kebutuhan pasar lokal. Dengan pendekatan yang matang, PTBA berharap dapat menghadapi tantangan pasar dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri batu bara nasional.