Pasar
Pertumbuhan Kredit di Indonesia Menunjukkan Penurunan Signifikan
2025-04-23

Peningkatan kredit di sektor perbankan Indonesia mengalami perlambatan pada Maret 2025. Sebuah laporan dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit secara tahunan turun hingga 9,16%, yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu Februari 2025, yang mencapai 10,3%. Faktor utama yang memengaruhi tren ini adalah kombinasi antara permintaan dan penawaran dalam sistem keuangan domestik.

Kinerja korporasi tetap menjadi pendorong utama untuk permintaan kredit. Menurut Perry Warjiyo, Gubernur BI, realokasi likuiditas bank masih berjalan lancar. Secara rinci, kategori kredit investasi mencatat lonjakan tertinggi, yakni 13,36% secara tahunan, meskipun angka tersebut sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, kredit modal kerja dan konsumsi juga menunjukkan dinamika yang berbeda, dengan masing-masing tumbuh 9,23% dan 6,51% secara tahunan. Selain itu, pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan industri umumnya.

Ke depan, tantangan global seperti ketidakpastian ekonomi internasional dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan kredit dan alokasi aset likuid. Namun, Perry optimistis bahwa ketahanan likuiditas perbankan tetap kuat. Data terbaru menunjukkan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 26,3%, dengan rasio kecukupan modal pada Januari 2025 sebesar 27,01%. Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau NPL bruto hanya mencapai 2,18%, serta NPL bersih sebesar 0,79%. Dengan kondisi ini, sistem perbankan nasional siap menghadapi risiko-risiko potensial.

Dalam upaya mendukung stabilitas ekonomi, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada di kisaran bawah 13% pada akhir 2025. Langkah-langkah makroprudensial akan terus diperkuat untuk menjaga keseimbangan pendanaan baik dari dalam maupun luar negeri. Koordinasi erat dengan otoritas keuangan lainnya juga akan ditingkatkan guna memastikan kelancaran pembiayaan ekonomi nasional. Dengan langkah strategis ini, harapannya Indonesia dapat menjaga daya saing ekonominya di tengah ketidakpastian global.

more stories
See more