Pasar
Siasat Bank Indonesia dalam Menstabilkan Rupiah di Pasar Internasional
2025-04-23

Bank Indonesia (BI) telah mengambil beberapa tindakan penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan global. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan bahwa intervensi pasar keuangan luar negeri menjadi strategi utama sejak awal April 2025. Tindakan ini berfokus pada pasar non delivery forward (NDF) di berbagai wilayah internasional seperti Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Hasilnya, meskipun ada sentimen negatif dari kebijakan perdagangan AS, tekanan terhadap rupiah berhasil dikurangi secara signifikan.

Intervensi tersebut tidak hanya membantu memperkuat nilai tukar rupiah tetapi juga menunjukkan respons positif dari kebijakan yang diterapkan. Dari awal pemberlakuan intervensi hingga pertengahan April 2025, nilai rupiah mengalami peningkatan kecil namun stabil, dari Rp 16.865 per dolar AS menjadi Rp 16.855 per dolar AS. Ini mencerminkan efektivitas langkah-langkah yang dilakukan oleh BI untuk melawan tekanan global akibat kebijakan tarif perdagangan resiprokal Amerika Serikat.

Pentingnya Intervensi Pasar Offshore bagi Stabilitas Mata Uang

Melalui intervensi langsung di pasar offshore, Bank Indonesia berupaya meredam dampak buruk dari ketegangan perdagangan global. Kebijakan ini dianggap vital karena tekanan ekonomi global cenderung meningkat setelah pengumuman tarif perdagangan resiprokal oleh Amerika Serikat. Dengan melakukan intervensi di berbagai pasar NDF, BI mampu mengontrol spekulasi yang dapat memengaruhi kurs rupiah.

Dalam rangkaian upaya tersebut, BI telah aktif berpartisipasi di pasar keuangan internasional, khususnya di wilayah Asia, Eropa, dan New York. Tujuan utamanya adalah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah melalui intervensi yang dilakukan sejak awal April 2025. Langkah ini bertujuan untuk mengimbangi tekanan global yang semakin besar akibat kebijakan perdagangan proteksionis Amerika Serikat. Sejak pengumuman intervensi tersebut, hasil positif sudah mulai terlihat dengan penurunan tekanan terhadap mata uang nasional. Secara keseluruhan, intervensi ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penguatan rupiah.

Hasil Positif dari Strategi Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Kebijakan intervensi yang dilakukan oleh BI di pasar offshore telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Pada awal implementasi, kurs rupiah sempat melemah hingga mencapai Rp 16.865 per dolar AS. Namun, setelah serangkaian intervensi yang dilakukan secara konsisten, kurs rupiah berhasil dipertahankan pada level Rp 16.855 per dolar AS hingga pertengahan April 2025. Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang ditempuh oleh BI sangat efektif dalam mengendalikan fluktuasi nilai tukar rupiah.

Perkembangan positif ini tidak hanya memperkuat posisi rupiah di pasar internasional tetapi juga menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Selain itu, intervensi ini juga membantu meredam dampak buruk dari ketegangan perdagangan global yang terjadi akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat. Melalui langkah-langkah strategis ini, BI berhasil mengurangi risiko volatilitas nilai tukar rupiah dan memberikan keyakinan kepada pelaku pasar bahwa stabilitas ekonomi akan terjaga dengan baik. Dengan demikian, kebijakan ini menjadi contoh nyata bagaimana bank sentral dapat memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan mata uang nasional di tengah tantangan global.

more stories
See more